InfoMalangRaya, Indonesia – Pada awal musim, Uli Hoeness dengan sangta yakin mengatakan Bayern Munich tak akan terbendung untuk menjuarai Bundesliga 2024-25. Dia mendasarkan prediksinya itu pada performa klub-klub pesaing, termasuk Bayer Leverkusen, sang juara bertahan, yang kurang meyakinkan.
Akan tetapi, Hoeness kini merevisi prediksinya. Dia terang-terangan tak lagi terlalu yakin terhadap Bayern. Ada dua faktor utama. Pertama, performa buruk Bayern, terutama di pertahanan. Kedua, geliat Leverkusen yang meraup 9 kemenangan dan 1 hasil imbang dalam 10 laga terakhir di Bundesliga.
“Saya sekarang harus membatasi itu karena Leverkusen ternyata lebih kuat dari yang diperkirakan. Saya melihat mereka sebagai satu-satunya tim yang benar-benar dapat mengganggu kami dan akan terus mengganggu kami,” urai Uli Hoeness seperti dikutip InfoMalangRaya dari Sportbuzzer.
Adapun soal performa Bayern Munich, Hoeness risau oleh begitu banyaknya gol yang dapat disarangkan lawan. Terakhir, tim asuhan Vincent Kompany kebobolan 3 gol oleh Holstein Kiel di kandang sendiri dan nyaris gagal meraih poin penuh. Bagi Hoeness, itu bisa jadi ganjalan bagi Die Roten dalam upaya merebut gelar juara Bundesliga musim ini.
Pangkal Masalah Bayern Munich
Laga terakhir Bayern Munich saat menjamu Holstein Kiel tak luput dari perhatian Uli Hoeness. Dia terheran-heran melihat Manuel Neuer cs. membiarkan lawan mencetak 3 gol setelah unggul 4-0. Dalam pandangannya, itu masalah serius yang harus jadi perhatian manajemen klub.
“Tuan (Max) Eberl harus menyelesaikan itu dengan dia (Kompany). Namun, jika nanti berjumpa dia, saya juga akan bertanya mengapa kami kebobolan begitu banyak gol mudah,” ujar Hoeness yang sempat menyebut Bayern beruntung saat mampu mendapatkan jasa Kompany.
Sebuah analisis menarik datang dari eks kapten Bayern, Lothar Matthaeus. Dia menilai masalah saat ini diakibatkan oleh kecerobohan pada masa lalu. Spesifik dia menyebut Die Roten gagal mengompensasi kepergian David Alaba ke Real Madrid pada 2021. Sejak saat itu, Bayern tak punya lagi sosok yang dapat mengorganisasi lini pertahanan.
“Apa yang terjadi sekarang adalah akibat dari masa ketika orang lain bertugas dan membuat beberapa transfer bagus, tapi juga banyak transfer gagal, terutama di pertahanan. Transfer (Lucas) Hernandez adalah awalnya. Kesalaha yang dibuat untuk jangka pandang dan kontrak besar yang kini coba mereka betulkan,” kata Matthaeus.