InfoMalangRaya.com– Bekas perdana menteri Belanda Dries van Agt dan istrinya mengakhiri hidup secara bersama-sama di usia 93 tahun dengan cara euthanasia.
The Rights Forum, organisasi nirlaba peduli HAM yang didirikan Dries van Agt, hari Jumat (9/2/2024) mengumumkan bahwa pasangan itu meninggal dunia pada hari Senin, dan akan dimakamkan secara kekeluargaan di kota Nijmegen di bagian timur Belanda.
“Beliau wafat bergandengan tangan dengan istri tercinta Eugenie van Agt-Krekelberg, pendukung dan tempat berlabuhnya di mana mereka telah bersama selama 70 tahun dan yang senantiasa disebut sebagai “gadisku”, kata organisasi nirlaba itu dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Associated Press.
Kedua manula itu kondisi fisiknya semakin rapuh beberapa tahun terakhir. Pada 2019, Van Agt mengalami pendarahan otak saat berpidato di sebuah acara peduli Palestina, dan tidak pernah benar-benar-benar pulih.
Van Agt dikenal dengan referensi kuno dan bahasanya yang muluk-muluk, serta kecintaannya pada bersepeda. Dia terpaksa menghentikan hobi bersepeda pada tahun 2019 setelah terjatuh.
Partai sayap kanan Liberal Party dan Christian Democrat Appeal menguasai pemerintahan Belanda dengan Dries van Agt politiisi CDA didapuk sebagai perdana menteri Belanda dari 1977 sampai 1981. Setelah pemilu, dia kembali terpilih menjadi PM, membentuk koalisi dengan Labour Party dan Democrats 66 dan memerintah selama setahun sampai 1982.
Sepulang dari kunjungan ke Israel pada 1999, dia justru menjadi vokal menyuarakan dukungannya terhadap perjuangan rakyat Palestina. Dia menyebut perjalanannya itu sebagai “konversi”.
Pada 2009, Van Agt mendirikan The Rights Forum, yang mengupayakan agar pemerintah Belanda dan Eropa membuat kebijakan adil dan berkelanjutan terkait isu Palestina-Israel, menurut organisasi yang dibentuknya itu.
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Suami-istri Van agt memiliki tiga anak.
Menanggapi kabar kematiannya, PM Belanda Mark Rutte dalam sebuah pernyataan menyebut Van Agt sebagai “moyangnya di pemerintahan” dan dia telah memberikan warna dan substansi dalam politik Belanda.
Pihak keluarga kerajaan juga memuji Van Agt sebagai seorang pejabat negara dan pribadi yang unik.*