Doa Menghilangkan Kesedihan

Nabi Muhammad meminta perlindungan pada Allah dari beberapa perkara; kegelisahan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, sifat pengecut dan bakhil, mari berdoa agar terhindar
InfoMalangRaya.com | SEMUA orang pernah punya masalah. Baginda Nabi Muhammad ﷺ meminta umatnya banyak berdoa untuk menghilangkan kesedihan, galau, resah, bahkan doa terhindar dari hutang.
Dalam sebuah hadis Baginda Nabi ﷺ bersabda;
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَكُنْتُ أَخْدُمُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا نَزَلَ فَكُنْتُ أَسْمَعُهُ كَثِيرًا يَقُولُ :اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ
“Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Aku melayani Rasulullah ﷺ saat beliau singgah dan aku selalu mendengar beliau banyak berdo’a: “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari (sifat) gelisah, sedih, lemah, malas, kikir, pengecut, terlilit hutang dan dari kekuasaan.” (HR. al-Bukhari, 6369)Pelajaran dari hadits di atas;
Pertama, Menjadi Relawan Nabi Muhammad ﷺ
Anas bin Malik merupakan salah satu sahabat Rasulullah ﷺ yang banyak meriwayatkan hadits dari beliau. Sewaktu kecil, ibunya yang bernama Ummu Sulaim datang kepada Nabi Muhammad ﷺ, seraya berkata, “Wahai Rasulullah, aku ingin mewakafkan anakku ini untuk kepentingan Islam dan untuk membantu segala keperluanmu. Silakan perintahkan apa saja kepada anakku ini.”Kemudian Rasulullah ﷺ mendoakan agar Anas bin Malik ini menjadi orang yang shalih, panjang umur dan banyak anaknya. Dan ternyata benar, beliau hidup sampai berusia 103 tahun, dan termasuk generasi sahabat yang paling terakhir wafat (pada tahun 93 H) di Basrah.
Kedua, Banyak Berdoa
Anas bin Malik menceritakan bahwa beliau banyak mendengar Rasulullah ﷺ sering berdoa, baik ketika sedang muqim maupun sedang safar. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ banyak mengingat Allah di dalam seluruh aktifitas hidupnya. Inilah ciri hamba Allah yang hakiki.
Nabi Musa ‘alaihi as-salam dalam setiap aktifitasnya terutama dalam safarnya juga selalu berdoa dan mengingat Allah. Di antaranya adalah;
(1) Ketika memukul orang hingga mati tanpa sengaja, beliau berdoa, sebagaimana firman Allah,
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Musa mendoa: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku.” Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: al-Qashash: 16)
(2) Ketika dikejar tentara Fir’aun, beliau berdoa, sebagaimana firman Allah,
فَخَرَجَ مِنْهَا خَائِفًا يَتَرَقَّبُ قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
“Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.” (QS: al-Qashash: 21)
(3) Ketika dalam perjalanan menuju negeri Madyan, beliau minta petunjuk kepada Allah, sebagaimana firman-Nya,
وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَاءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَى رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي سَوَاءَ السَّبِيلِ
“Dan tatkala ia menghadap ke jurusan negeri Madyan ia berdoa (lagi): “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.” (QS: al-Qashash: 22)
(4) Ketika lapar dan kehausan, beliau berdoa di bawah pohon, sebagaimana firman Allah,
فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
“Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS: al-Qashash: 24)
Nabi Muhammad ﷺ dalam hal ini meminta perlindungan kepada Allah dari delapan perkara. Setiap dua perkara saling berdekatan maknanya, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu al-Qayim di dalam bukunya Badai’ al-Fawaid (2/433).
Delapan perkara tersebut adalah: (a) kegelisahan dan kesedihan, (b) kelemahan dan kemalasan, (c) sifat pengecut dan bakhil, (d) terlilitnya hutang dan penguasaan laki-laki.
Ketiga, Berlindung dari Kegelisahan dan Kesedihan
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari (sifat) gelisah dan sedih.”
Al-Hamm (kegelisahan) dan al-Hazan (kesedihan), keduanya sama-sama membuat jiwa menjadi tidak tenang dan tidak nyaman. Tidak seorangpun menginginkan jiwa yang gelisah dan sedih.
Adapun perbedaan antara keduanya, bahwa al-Hamm adalah kegelisahan terhadap hal-hal yang mungkin akan terjadi di masa mendatang. Sedang al Hazan adalah kesedihan terhadap sesuatu yang telah terjadi atau kehilangan sesuatu yang dicintai.
Dua sifat yang dimiliki oleh para wali Allah, yaitu mereka tidak merasa khawatir dengan sesuatu yang belum terjadi di masa mendatang dan mereka tidak sedih dengan sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu. Allah berfirman,
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاء اللّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُونَ
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS: Yunus: 62-63)
Orang yang sering gelisah dan sedih menunjukkan lemah imannya kepada Allah. Hal itu, karena segala sesuatu yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi, tidaklah lepas dari taqdir Allah.
Orang beriman akan selalu percaya dengan taqdir Allah, yang baik maupun yang buruk. Dia tidak akan berbangga diri dengan apa yang didapat dan tidak akan putus asa dengan yang luput darinya. Ini teringkas di dalam firman Allah,
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23)“
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS: al-Hadid: 22-23).
Keempat: Berlindung dari Sifat Lemah dan Kemalasan
وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ
“(Dari sifat) lemah dan malas.”
Al-‘Ajz (lemah) dan al-Kasal (malas) keduanya menjadi penyebab rasa tidak nyaman dalam jiwa, karena lemah dan malas akan menjadi penghalang seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang dicintainya dan membahagiakan dirinya.
Al-‘Ajzu (lemah) adalah tidak adanya kemampuan diri untuk mengerjakan sesuatu walau sebenarnya dia punya kemauan. Seperti halnya seseorang yang ingin menyantuni anak yatim tetapi tidak mempunyai uang atau ingin merubah kemungkaran tetapi tidak mempunyai kekuatan.
Sedangkan al-Kasal (malas) adalah tidak adanya kemauan untuk melakukan pekerjaan, walaupun sebenarnya dia mampu. Seperti halnya seseorang yang sehat dan mempunyai waktu longgar, tetapi tidak ada kemauan untuk pergi ke masjid, atau seseorang yang kaya raya, tetapi tidak ada keinginan untuk melaksanakan ibadah haji atau berinfaq di jalan Allah.
Ringkasnya bahwa al-’Ajzu adalah seseorang yang mempunyai kemauan tetapi tidak mempunyai kemampuan, sedangkan al-Kasal adalah seseorang yang mempunyai kemampuan tetapi tidak mempunyai kemauan.
Malas adalah salah satu sifat orang munafik di dalam beribadah. Allah berfirman,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS: an-Nisa’: 142). Wallahu A’lam.* /Dr Ahmad Zain an-Najah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *