InfoMalangRaya.com – Sejak 7 Oktober hingga 8 Desember dunia telah menyaksikan lebih dari 7.557 demo anti-Israel dan mendukung Palestina di seluruh dunia. Jumlah tersebut sangat jauh dari aksi demo pro-Israel, hanya 602, menurut data yang dirilis Institut Studi Keamanan Nasional “Israel”.
Jumlah aksi demo yang anti pendudukan “Israel” lebih banyak 12 kali lipat dari demo pro “Israel” lantaran kekejaman Zionis, kurangnya kepatuhan terhadap hukum internasional, dan tindakan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Tren serupa dapat dilihat di dunia maya, dengan Mig AI, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pemantauan dan analisis media dan jejaring sosial, menemukan pada bulan Desember bahwa postingan online jauh lebih mungkin untuk menjadi anti-Israel daripada mendukung pendudukan.
Mig AI mengatakan bahwa data yang diperolehnya dalam hal postingan yang berkaitan dengan agresi “Israel” di Gaza sebagian besar bersifat anti-Israel, dengan hampir 80% postingan online menentang pendudukan “Israel”.
1,9 juta unggahan terkait agresi yang sedang berlangsung di Gaza yang menerima setidaknya 500 like, share, dan komentar digunakan dalam analisis, dan lebih dari 1,5 juta unggahan tersebut menentang pendudukan Israel, sekitar 78,9% dari jumlah total.
Selain itu, sebuah studi yang meneliti 371.000 artikel yang dipublikasikan di situs-situs berita internasional menemukan bahwa sangat sedikit, hanya 8%, yang mendukung pendudukan Israel.
Dilaporkan, 64% dari artikel-artikel tersebut “netral” sementara artikel-artikel yang menentang pendudukan Israel berjumlah tiga kali lipat lebih banyak dari yang mendukungnya, yaitu 24%.
Baca juga: Solidaritas Palestina, Juara UFC Islam Makhachev Tak Lakukan Selebrasi Kemenangan
Kemarahan dunia
Sehubungan dengan meningkatnya agresi “Israel” ke Gaza, ada juga peningkatan yang cukup besar dalam jumlah aksi demo pro-Palestina yang terjadi di seluruh dunia. Peningkatan paling menonjol terjadi di Amerika Serikat.
Armed Conflict Location & Event Data Project (ACLED) mengamati semua demo dan mengklasifikasikannya ke dalam tiga kelompok: demo pro-Israel, demo pro-Palestina, dan demo netral, yakni demo yang menyerukan gencatan senjata namun tidak mengekspresikan sentimen pro-Israel atau pro-Palestina.
Tren di AS menunjukkan lanskap sentimen yang terus berkembang. Pada awalnya sejak dimulainya Operasi Taufan al-Aqsa, demonstrasi di negara itu sebagian besar pro-Zionis.
Namun, ketika respons militer “Israel” mendapatkan momentum, demo pro-Palestina mulai melebihi aksi demo pro-Israel dalam waktu satu minggu, seperti yang ditunjukkan oleh data.
Data yang dikumpulkan dari enam hari pertama agresi ke Gaza menunjukkan bahwa ketidakpopuleran “Israel” meroket, terutama jika dibandingkan dengan tingginya tingkat demo pro-Palestina. Sebanyak 69% dari demo selama enam hari tersebut mendukung Palestina, sementara hanya 31% yang mendukung genosida “Israel” di Gaza.
Namun, perubahan besar terjadi pada tanggal 13 Oktober, ketika Hamas mendeklarasikan “Hari Kemarahan”, yang mengakibatkan lonjakan demonstrasi pro-Palestina yang bertujuan untuk mengutuk pendudukan “Israel”. Demonstrasi pro-Palestina mencapai 95% dari seluruh demonstrasi, sementara demonstrasi anti pendudukan Israel hanya 5%.*
Baca juga: Hamas dan Rahasia “Kemenangan” Serangan 7 Oktober
Leave a Comment
Leave a Comment