InfoMalangRaya, Indonesia – Selalu ada yang pertama. Selama bertahun-tahun, tak ada klub Yunani yang berjaya di ajang antarklub Eropa. Namun, sejarah akhirnya tercipta di Stadion Agia Sophia, Athena, Kamis (30/5/2024) dini hari WIB. Olympiakos tampil sebagai juara UEFA Conference League 2023-24 setelah menang 1-0 atas Fiorentina.
Striker asal Maroko, Ayoub El Kaabi, jadi pahlawan kemenangan klub berjuluk Thrylos alias The Legend itu. Dia memecah kebuntuan dengan sundulannya saat laga memasuki menit ke-116 atau 4 menit jelang perpanjangan waktu berakhir. Sempat dilakukan penecekan VAR yang memakan waktu lama sebelum gol disahkan wasit Artur Soares Dias.
Gol di final UEFA Conference League itu juga membawa sang pemain mencetak sejarah tersendiri. El Kaabi jadi pemain pertama yang mencetak 11 gol pada fase gugur dalam satu musim kompetisi antarklub Eropa. Sebelumnya, Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Radamel Falcao hanya mampu mencetak 10 gol.
Catatan emas juga jadi milik Jose Luis Mendillibar. Pria asal Spanyol itu jadi pelatih kedua yang menjuarai dua ajang antarklub Eropa secara beruntun bersama klub berbeda. Musim lalu, dia juara Liga Europa bersama Sevilla. Sebelumnya, ada Rafael Benitez yang juara Liga Europa 2004 bersama Valencia dan lantas juara Liga Champions 2005 dengan Liverpool.
Fiorentina Lebih Dominan
Bermain di negeri sendiri, Olympiakos sebetulnya tak tampil dominan. Sebaliknya, Fiorentina yang unggul dalam berbagai statistik. Penguasaan bola tm asuhan Vincenzo Italiano mencapai 53,5%. Lalu, I Viola pun melepaskan total 17 tembakan alias 9 tembakan lebih banyak dari yang dilepaskan para pemain Thrylos.
Fiorentina pun sebetulnya sempat menggetarkan gawang yang dikawal Konstantinos Tzolakis. Menyongsong umpan sepak pojok dari Cristiano Biraghi, Nikola Milenkovic mampu menjaringkan si kulit bulat. Namun, wasit Artur Soares Dias menganulir gol tersebut karena sang bek sudah berada dalam posisi offside.
Meskipun melepaskan lebih banyak tembakan, akurasi I Viola terbilang buruk. Dari 17 percobaan, hanya 4 kali mereka mengancam gawang Thrylos. Itu sama dengan sang lawan yang hanya melepaskan 9 tembakan sepanjang 120 menit laga di Stadion Agia Sophia tersebut.
Kredit tersendiri juga patut diberikan kepada kedua kiper. Baik Konstantinos Tzolakis maupun Pietro Terracciano sama-sama menunjukkan performa apik dengan melakukan beberapa penyelamatan gemilang. Berkat mereka pula pertandingan harus berlanjut hingga perpanjangan waktu.
Back to Back Runner-up Conference League
Bagi Fiorentina, kekalahan dari Olympiakos kali ini terasa sangat pahit. Pasalnya, itu bak deja vu bagi I Viola. Mereka lagi-lagi hanya jadi runner-up ajang UEFA Conference League. Musim lalu, tim asuhan Vincenzo Italiano dibuat gigit jari karena kalah 1-2 dari West Ham United.
“Ini kekecewaan untuk kali kedua. Mengecewakan karena lagi-lagi kami punya banyak situasi untuk mencetak gol. Saya pikir kami tak pantas kalah pada laga ini. kami setidaknya bisa memaksakan adu penalti,” urai Italiano selepas laga seperti dikutip InfoMalangRaya dari laman resmi UEFA.
Dia lebih lanjut mengungkapkan, “Bagi saya, ini sungguh kekecewaan besar. Ini final ketiga yang kami jalani, tapi ternyata masih saja kami tak memiliki kematangan, pengetahuan, dan tahu sedikit tambahan untuk memenangi pertandingan yang berlangsung satu kali.”
Kegagalan itu membuat Italiano masih harus menunggu untuk mendapatkan trofi pertamanya sebagai pelatih. Dia tak mampu menyamai jejak Gian Piero Gasperini yang akhirnya mendapatkan gelar juara setelah Atalanta menang atas Bayer Leverkusen pada final Liga Europa, sepekan silam.