InfoMalangRaya.com—Pemerintah Kota (Pemkot) Bukittinggi mengatakan akan segara melakukan rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait sebagai langkah antisipasi angka HIV AIDS menjadi lebih tinggi lagi.
Sebelum ini, Data Fasilitas layanan kesehatan menunjukkan Kota Bukittinggi menjadi kota dengan angka terjangkit HIV AIDS tertinggi kedua di Sumatera Barat (Sumbar).
Meski di data sejak tahun 2018 angka HIV AIDS Bukittinggi cenderung menerun, kenaikan malah terjadi di tahun 2023. Di tahun ini, angka tersebut membuat Bukittinggi menjadi nomor dua tertinggi di Sumbar.
“Langkah awal, Pemerintah Kota Bukittinggi gelar rapat koordinasi penanggulangan HIV AIDS melibatkan segala unsur terkait, rakor dilaksanakan di Aula Balaikota,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bukittinggi, Linda Faroza, Rabu, 10 Mei 2023, dilansir dari laman antaraews.com.
Dalam data tersebut, kasus HIV AIDS di Bukittinggi pada 2018 terdapat 75 kasus HIV dan 45 kasus AIDS, di 2019 ada 62 kasus HIV 41 kasus AIDS. Pada 2020, kasus terjangkit HIV AIDS di Bukittinggi ada 34 kasus HIV 19 AIDS, tahun 2021 ada 27 kasus HIV 16 AIDS, namun tahun 2022 ada 63 kasus HIV dan 36 kasus AIDS hingga Maret 2023, terdapat 16 kasus HIV 6 AIDS.
Selain itu, data dari seluruh fasilitas kesehatan di Bukittinggi menunjukkan, usia terjangkit HIV AIDS antara 20 hingga 24 tahun berjumlah 34 kasus. Selanjutnya, usia 25 sampai 49 tahun berjumlah 232 kasus dan usia lebih dari 50 tahun berjumlah 12 kasus.
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar mengatakan, factor resiko tertinggi ini berasal dari hubungan seks sejenis. “Faktor resiko tertinggi berasal dari hubungan sex terutama pada kelompok LSL (Lelaki Sex Lelaki) sebanyak 50 persen,” jelas Erman Safar.
“Ini harus kita selesaikan bersama, semua lini harus bergerak, bagaimana pendalaman pendidikan berkarakter, bagaimana pendidikan karakter itu, bukan pada materinya, tapi lebih pada kegiatannya seperti kegiatan budaya dan pendekatan keluarga,” lanjutnya.*