Impor Beras Tidak Menjatuhkan Harga Ditingkat Petani

NASIONAL220 Dilihat

Infomalangraya.com –

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan impor beras yang dilakukan pemerintah tidak untuk menjatuhkan harga di tingkat petani, melainkan impor beras tersebut dilakukan dengan langkah secara terukur.

“Meskipun harus melaksanakan impor beras, namun harga beras di tingkat petani hingga saat ini masih terus membaik,” ujar Arief dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (3/4).

Arief menjelaskan, hingga Februari 2023, telah masuk sebanyak 492.863 ton beras dari berbagai negara ke Indonesia. Hal Ini merupakan bentuk penugasan pemerintah kepada Perum Bulog pada tahun 2022 untuk melaksanakan pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Baca juga: Kebijakan Impor Beras Dinilai Kontraproduktif

Bulog sendiri mendapatkan penugasan untuk mengimpor beras dari Thailand, Vietnam, hingga Myanmar sekitar 500 ribu ton pada tahun lalu. Realisasi kedatangannya pun dikejar hingga Februari 2023 dan mencapai 98,5 persen atau 492.863 ton.

“Importasi ini juga dilakukan secara terukur. Tentunya, tidak membabi buta untuk menjatuhkan harga di tingkat petani,” tuturnya.

Baca juga: Penen Raya Kok Impor, Pengamat Minta Bulog Evaluasi Keputusan Impor Beras 2 Juta Ton

Lebih lanjut, Arief menyampaikan bahwa stok beras Bulog per 31 Maret 2023 mencapai 245.223 ton. Dengan 95,29 persennya merupakan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 4,71 persen lainnya merupakan stok komersil.

Secara rinci, CBP tersebut berasal dari pengadaan dalam negeri dengan jumlah 52.003 ton, lalu hasil diolah kembali (repros) sebanyak 588 ton, dari luar negeri sebanyak 168.087 ton dan dari pengalihan dalam negeri 12.983 ton.

Selain itu, terkait harga beras yang masih mahal, Arief menegaskan bahwa produksi beras sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023 masih di bawah kebutuhan konsumsi masyarakat yang menyebabkan terjadinya defisit.

Kemudian produksi pada Februari 2023 yang di proyeksikan produksi beras mencapai 2,86 juta ton namun terkoreksi 820 ribu ton akibat banjir dan gagal panen di beberapa wilayah.

Ia mengatakan, total jumlah produksi pada Januari hingga April 2023, diproyeksikan mencapai 13,37 juta ton dengan total konsumsi 10,15 juta ton yang berarti surplus 3,22 juta ton. Namun pada Mei 2023, diprediksi kembali terjadi defisit 430 ribu ton karena produksi beras hanya mencapai 2,11 juta ton sedangkan konsumsi mencapai 2,54 juta ton.

“Kebutuhan kita 2,5 juta sebulan, surplus sampai dengan April hanya 3,22 juta ton. Kemudian di tahun 2022, surplusnya itu hanya setengah bulan 1,34 juta, itu hanya setengah bulan. Itu kenapa harganya tinggi karena surplusnya hanya setengah bulan,” tuturnya.

(Z-9)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *