Jelang Debat Cawapres Kedua, Pakar Komunikasi Politik Sebut Arah Serangan Paslon

MALANG RAYA139 Dilihat

InfoMalangRaya – Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bakal digelar hari ini, Minggu (21/1/2024), di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta. Kesempatan ini menjadi debat kedua bagi Cawapres.
3 Cawapres, yakni Muhaimin Iskandar Cawapres 01, Cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka, dan Cawapres 03 Mahfud MD bakal bertemu dan beradu gagasan dan ide yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

 
Lantas, bagaimana pandangan pakar tentang debat Cawapres yang akan berlangsung. Apakah ada hal-hal baru atau yang ramai akan jadi sorotan? Simak penjelasan Pengamat Komunikasi Politik asal Universitas Brawijaya Anang Sujoko.
Anang menjelaskan, bahwa debat Cawapres nantinya masing-masing calon akan membawa gagasan atau ide yang menjadi kelebihannya masing-masing. Tentu, gagasan yang diusung sesuai tema dan hasil dari evaluasi dari pelaksanaan debat sebelumnya.
Pandangan pada Cawapres 01, Muhaimin Iskandar, dijelaskan mestinya juga akan membuat narasi-narasi yang lebih adaptif.  Tetapi menurut Anang Cawapres 01, harus mengurangi candaan-candaan yang tidak terdapat relevansi dengan pembangunan agar dalam penyampaian visi misinya lebih optimal.
“Harus mengurangi candaan-candaan yang tidak mempunyai relevansi yang kuat untuk membangun,” jelasnya.
Untuk Cawapres 02, bahwa debat ini tentu akan menjadi momen dan tantangan bagi Cawapres 02, dimana terafiliasi dengan penguasa saat ini. Pastinya Cawapres 02 akan mendapatkan isu yang terkait dengan saat ini.
Terutama, akan mendapatkan isu terkait dengan sumberdaya alam, kemunculan kerusakan-kerusakan alam, munculnya IKN yang harus membuka hutan dengan luasan yang sangat luas. Kemudian food estate yang dinilai gagal dan malah merusak lingkungan, dan juga kasus-kasus yang lain, misal terkait warga yang itu mungkin banyak sekali.

Sementara dari sisi masyarakat adat, dari pengamatannya terdapat kelebihan. Sebab, beberapa kali Jokowi terlihat mengenakan pakaian adat. Terlepas dari itu, yang menjadi sorotan adalah bagaimana kemudian pihaknya merawat masyarakat adat yang itu ternyata tidak dilakukan.
Pada sisi Cawapres 03, dengan evaluasi dari pertemuan sebelumnya, Anang menyakini mereka juga akan menyiapkan karakter Mahfud MD yang sebenarnya ingin membangun sesuai jati dirinya. 
“Dari evaluasi kemarin kan kelihatan imperior sekali dengan Cawapres 02. Saya yakin nanti Mahfud MD akan menunjukkan jati dirinya. Terutama dari sisi penguasaan materi dari perspektif hukum, Mahfud MD akan bercerita pada sisi hukum,” katanya.
Baca Juga : Prabowo-Gibran Dapat Dukungan Komunitas Mancing Mania di Jombang
 
Lebih lanjut, melihat evaluasi debat sebelumnya dengan debat malam ini, akan memunculkan sebuah gagasan yang akan betul-betul menguji kompetensi.
“Ini nantinya yang akan diwujudkan oleh masing-masing Cawapres,” ungkap Anang yang juga Dekan FISIP UB.
Sementara itu, perihal bahasan isu dalam upaya menggaet lintas generasi, seperti Generasi Milenium dan Gen Z, menurut Anang sangat perlu disiapkan sebuah amunisi yang akan memperkuat sebuah keeratan dan menarik perhatian lintas generasi. 
Konten-konten yang diusung dalam debat pasti akan dikemas dengan sedemikian rupa untuk menggaet pemilih pemula. Selain itu, konten-konten yang dipaparkan Cawapres nantinya pasti akan terdapat pemotongan-pemotongan dan tidak tersaji secara penuh. Sebab, jika disajikan secara penuh, menurutnya justru akan menimbulkan kejenuhan.
“Pemotongan-pemotongan inilah yang justru menjadi menarik, yang kemudian akan diviralkan untuk menarik kalangan Gen Z atau milenial. Tapi tentunya ini juga bergantung pada pengemasan pengemasan yang dilakukan oleh timses,” beber Anang.
Cawapres harus menarasikan isu-isu atau gagasannya dengan strategis dan bukan hanya lip service. Perdebatan yang tersaji, diharapkan Anang adalah sebuah perdebatan yang tanpa harus menjatuhkan lawan. Perdebatan yang diharapkan adalah debat yang mampu menggali konsistensi gagasan dan debat yang mampu menguji konsistensi dan kelayakan gagasan setiap cawapres.
Selain itu, debat yang tersaji harus disajikan dengan bahasa-bahasa nakal, bahasa yang populer, sehingga apa yang disajikan dalam debat betul-betul menjadi sebuah informasi bagi publik sama rangka untuk mempertimbangkan pilihannya dan bagaimana kedepannya.
“Saya berpesan pada para Cawapres, jangan menggunakan diksi-diksi yang cenderung kemudian mematikan lawan, sehingga tidak tereksplorasi gagasannya,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *