InfoMalangRaya.com – Populasi orang lanjut usia atau lansia berusia 65 tahun ke atas diperkirakan akan melebihi jumlah orang berusia muda pada tahun 2030.
Jumlah lansia tersebut bahkan diproyeksi dua kali lipat lebih banyak dari jumlah balita.
Mengutip perkiraan terbaru PBB, Anadolu pada Senin (01/10/2024) menyebut populasi dunia pada tahun 2030 akan mencapai 8,5 miliar jiwa sementara tahun 2050 akan mencapai 9,7 miliar jiwa dan pada tahun 2100 akan mencapai 10,4 miliar jiwa.
1 Oktober ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Lansia Internasional untuk mengatasi tantangan populasi yang menua dan memperbaiki kondisi para lansia.
Pada tahun 2030, jumlah individu yang berusia 65 tahun ke atas diperkirakan akan melampaui populasi kaum muda, dengan jumlah lansia diproyeksikan dua kali lipat dari jumlah balita.
PBB mendefinisikan populasi kaum muda sebagai mereka yang berusia 15 hingga 24 tahun.
Populasi dunia yang berusia 65 tahun ke atas diproyeksikan meningkat dua kali lipat, mencapai 1,6 miliar pada tahun 2050. Jika perkiraan ini benar, maka jumlah lansia akan mencapai lebih dari 16% populasi dunia.
Pada tahun 1950, individu berusia 65 tahun ke atas mewakili satu dari 20 orang di seluruh dunia. Pada tahun 2021, rasio ini telah berubah menjadi satu dari 10 orang, dan diproyeksikan pada tahun 2050, kelompok usia ini akan mencakup satu dari enam orang di seluruh dunia.
Populasi tertua ada di Asia dan Eropa
Menurut Laporan Sosial Dunia 2023 dari PBB, sebagian besar populasi tertua atau lansia berada di Asia dan Eropa.
Di peringkat teratas ada Jepang, dengan 30 persen penduduknya berusia 65 tahun ke atas. Diikuti oleh Italia dengan 23 persen.
Finlandia, Portugal, dan Yunani masing-masing memiliki tingkat populasi lansia sekitar 22 persen.
Sementara itu, Hong Kong dan Korea Selatan diperkirakan akan melampaui Jepang, dengan populasi lansia mencapai 40 persen.
Eropa Selatan, meliputi Yunani, Italia, Malta, Portugal, dan Spanyol-di mana populasi lansia mencapai 21 persen-dianggap sebagai “wilayah tertua di dunia.”
Naiknya populasi lansia di negara-negara berkembang
Penuaan populasi terjadi lebih cepat di negara-negara berkembang daripada di negara-negara maju.
Pada tahun 2050, mayoritas populasi lansia di dunia diperkirakan akan tinggal di negara-negara berkembang.
Sebagian besar negara maju telah lama menerapkan kebijakan untuk memenuhi kebutuhan sosial dari populasi mereka yang menua. Sebaliknya, banyak negara berkembang yang kekurangan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan penduduk lansia.
Akibatnya, ada seruan bagi negara-negara berkembang untuk mengambil tindakan untuk memenuhi kebutuhan populasi mereka yang menua.
Perlunya kebijakan untuk atasi populasi lansia
Setiap tahun, berbagai konferensi dan acara diselenggarakan dengan tema tertentu untuk memperingati Hari Lansia Internasional pada tanggal 1 Oktober.
Tahun ini, yang merupakan peringatan ke-34, PBB menetapkan tema “Penuaan yang Bermartabat: Pentingnya Memperkuat Sistem Perawatan dan Dukungan bagi Lansia di Seluruh Dunia.”
Populasi yang menua mengharuskan masyarakat untuk beradaptasi dan menciptakan lingkungan sosial dan fisik yang diperlukan untuk kelompok usia ini.
Populasi lansia secara signifikan meningkatkan permintaan akan perawatan kesehatan, dan layanan sosial, terutama untuk lansia dengan kondisi seperti demensia.
Hal ini termasuk melindungi hak-hak individu lansia dalam perawatan, menghormati martabat, kepercayaan, kebutuhan, dan privasi mereka, serta mempromosikan pendekatan tersebut.
PBB menyarankan pengembangan kebijakan untuk sistem perawatan dan dukungan bagi individu lanjut usia, serta peninjauan kembali undang-undang yang ada tentang masalah ini.*
Leave a comment
Leave a comment