InfoMalangRaya.com β Pemimpin Hamas Yahya Sinwar mengatakan bahwa gerakan perlawanan tersebut tidak akan meletakkan senjatanya dan hanya akan menerima proposal gencatan senjata yang berkomitmen untuk mengakhiri perang secara permanen, menurut laporan Wall Street Journal (WSJ) pada 6 Juni.
βHamas tidak akan menyerahkan senjatanya atau menandatangani proposal yang meminta hal itu,β kata Sinwar dalam pesan yang ditujukan kepada para mediator Arab.
Pesan tersebut muncul ketika direktur CIA William Burns kembali ke Qatar untuk melanjutkan perundingan dan mediasi, yang kali ini bertujuan untuk memperkuat proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden pada tanggal 31 Mei.
Biden mempresentasikan proposal tersebut dalam pidatonya pekan lalu, dengan mengatakan bahwa Israel telah menawarkannya. Tel Aviv kemudian mengakui bahwa mereka mengizinkan tim negosiasi untuk mempresentasikan rencana tersebut kepada para mediator, tetapi para pejabat sejak itu menekankan bahwa rancangan yang diluncurkan oleh presiden AS itu βtidak lengkap.β
Perdana Menteri βIsraelβ Benjamin Netanyahu pada hari Senin memastikan bahwa pihaknya tidak akan menyetujui gencatan senjata permanen sampai Hamas dikalahkan. βPerang akan dihentikan untuk tujuan mengembalikan para sandera, dan kemudian kita akan melanjutkan dengan diskusi,β katanya pada hari Senin.
Entitas Zionis βIsraelβ telah menolak sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB rancangan AS dan ingin diajukan ke pemungutan suara.
Menurut salinan rencana gencatan senjata yang diusulkan AS, diperoleh secara eksklusif oleh Middle East Eye (MEE), inisiatif tersebut tidak mencakup gencatan senjata permanen. Sebaliknya, rencana tersebut menyerukan βpenghentian sementara operasi militerβ selama 42 hari diikuti oleh negosiasi βterbukaβ untuk gencatan senjata permanen.
βGencatan senjata sementaraβ berpotensi diperpanjang setelah fase 42 hari βselama negosiasi tentang kondisi tahap kedua dari perjanjian [tersebut] sedang berlangsung,β demikian bunyi dokumen tersebut, menurut MEE.
Rencana tersebut melanggar persyaratan utama Hamas untuk sebuah perjanjian, yakni penghentian perang secara permanen, sehingga kecil kemungkinan gerakan itu akan menerimanya.
Hamas telah mengisyaratkan bahwa mereka masih mengkaji proposal Biden.*
Leave a comment
Leave a comment