Info Malang Raya – Setelah lebih dari dua tahun absen berlaga di kandang sendiri, Arema FC akhirnya dijadwalkan kembali tampil di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, dalam laga perdana menghadapi Persik Kediri pada Minggu, 11 Mei 2025. Momen ini menjadi sorotan nasional, bukan hanya karena rivalitas dua klub Jawa Timur tersebut, tetapi juga karena ini adalah laga pertama yang digelar di Stadion Kanjuruhan sejak tragedi 1 Oktober 2022 yang menelan 135 korban jiwa.
Untuk menjamin keamanan dan kelancaran jalannya pertandingan, Polres Malang bersama Polda Jawa Timur dan berbagai elemen lainnya menurunkan sekitar 2.000 personel gabungan. Mereka terdiri dari unsur TNI, Polri, Satpol PP, tenaga medis, serta dukungan dari instansi terkait lainnya.
Pengamanan Berlapis, Fokus pada Antisipasi Risiko
Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo, menuturkan bahwa sistem pengamanan disusun secara menyeluruh dan berlapis, dengan pendekatan yang humanis dan profesional. “Kami ingin menciptakan suasana pertandingan yang aman dan tertib, tanpa intimidasi dan kekerasan. Pendekatannya harus proporsional, tapi tetap tegas,” ujar Danang.
Pengamanan dibagi dalam empat ring. Ring 1 yang meliputi area dalam stadion akan dijaga oleh panitia pelaksana dan steward internal Arema FC, yang telah mendapatkan pelatihan khusus. Sementara itu, personel gabungan akan fokus mengamankan ring 2 hingga ring 4, yang mencakup akses jalan masuk, area parkir, dan pintu masuk utama stadion.
Skema rekayasa lalu lintas juga disiapkan, dengan jalur evakuasi darurat, posko layanan cepat tanggap, dan pusat koordinasi terpadu di lokasi strategis. Penonton akan diperiksa ketat sebelum masuk ke dalam stadion, termasuk pengecekan tiket dan barang bawaan.
Laga Simulasi: Uji Coba Kesiapan Semua Pihak
Sebagai bagian dari persiapan, Arema FC telah menggelar laga simulasi bertajuk laga amal pada Rabu, 8 Mei 2025, menghadapi Kepanjen All Star. Hanya 2.000 penonton yang diizinkan hadir dalam laga tersebut, yang digunakan untuk menguji sistem pengamanan, alur masuk-keluar penonton, hingga respon cepat dalam kondisi darurat.
Ketua Panpel Arema FC, Bambang Suryo, menyatakan bahwa gladi ini sangat penting untuk mengidentifikasi celah pengamanan. “Kita gunakan ini sebagai bahan evaluasi dan simulasi bersama seluruh tim keamanan. Tujuannya jelas: laga resmi nanti harus lebih siap, lebih aman, dan tanpa kendala,” tegasnya.
Peringatan Tegas: Jangan Ulangi Luka Lama
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nanang Avianto, secara khusus memberikan pernyataan kepada seluruh Aremania untuk menjaga kondusivitas dan tidak terprovokasi. Ia menekankan bahwa pertandingan ini bukan sekadar laga sepak bola, tetapi momentum besar untuk membangun kembali kepercayaan publik terhadap dunia sepak bola nasional.
“Kita semua masih mengingat luka besar di stadion ini. Mari kita tunjukkan bahwa Aremania adalah suporter yang dewasa, bisa menjaga emosi dan menjunjung sportivitas. Jangan sampai tragedi kelam itu terulang,” seru Irjen Nanang.
Peringatan ini bukan tanpa alasan. Tragedi Kanjuruhan pada 2022 menjadi salah satu bencana stadion paling mematikan dalam sejarah dunia. Pemerintah dan federasi sepak bola Indonesia (PSSI) telah menekankan pentingnya reformasi total dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola, termasuk manajemen keamanan, distribusi tiket, dan fasilitas stadion.
Komitmen Arema FC: Bangkit dengan Spirit Baru
General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh dari Polda Jatim dan semua pihak yang terlibat dalam persiapan ini. Ia menyebut pertandingan di Kanjuruhan nanti bukan sekadar penanda kembalinya Arema ke rumahnya, tetapi juga simbol kebangkitan dan refleksi kolektif.
“Kami sadar, tanggung jawab kami lebih besar sekarang. Arema FC siap menjadi bagian dari perubahan positif dalam sepak bola Indonesia. Mulai dari manajemen tiket, kenyamanan penonton, hingga keselamatan semua yang terlibat dalam pertandingan,” ujar pria yang akrab disapa Inal tersebut.
Atmosfer Haru dan Harapan
Kembalinya Arema ke Stadion Kanjuruhan bukan hanya soal teknis pertandingan, tapi juga soal emosional. Banyak keluarga korban, mantan pemain, hingga pecinta sepak bola yang akan menyaksikan momen ini dengan perasaan campur aduk—antara haru, rindu, dan harapan.
Dengan pengamanan maksimal dan sinergi lintas sektor, laga ini diharapkan menjadi awal baru bagi sepak bola Malang. Momentum ini juga menjadi ajakan untuk semua pihak—pemerintah, klub, suporter, hingga aparat keamanan—untuk terus membangun sepak bola yang aman, sehat, dan bermartabat.