Mahasiswa dari Luar Provinsi Quebec Kanada Wajib Bisa Bahasa Prancis

InfoMalangRaya.com– Provinsi Quebec di Kanada memperkenalkan kebijakan baru berupa kenaikan uang kuliah dan kewajiban cakap berbahasa Prancis bagi mahasiswa perguruan tinggi yang berasal dari luar wilayahnya.
Peraturan baru itu akan berlaku mulai tahun 2024.
Dalam sebuah surat yang dipublikasikan hari Kamis (14/12/2023), Menteri Pendidikan Tinggi Quebec Pascale Déry mengatakan uang kuliah bagi mahasiswa dari luar wilayahnya (dari daerah lain di Kanada) akan naik dari C$9.000 menjadi C$12.000 setahun.
Kenaikan 33% itu lebih kecil dibandingkan apa yang diminta oleh pihak provinsi pada bulan Oktober, yaitu kenaikan seratus persen uang kuliah bagi mahasiswa dari luar wilayahnya. Rata-rata uang kuliah bagi penduduk Quebec sekitar $6.500.
Provinsi itu juga akan mengharuskan 80% mahasiswa dari luar Quebec mencapai level intermediate untuk kecakapan berbahasa Prancis ketika mereka lulus, dan pihak perguruan tinggi akan dikenai denda apabila tidak mencapai target itu.
Perguruan-perguruan tinggi juga harus merelakan sebagian besar uang kuliah dari mahasiswa internasional masuk ke kas provinsi dan bukan kantong anggaran operasional mereka. Dana tersebut nantinya akan dibagikan ke perguruan-perguruan tinggi berbahasa Prancis.
Dalam surat tersebut, Déry mengatakan kepada tiga universitas berbahasa Inggris yang ada di Quebec – McGill dan Concordia di Montreal, serta Bishop’s di Sherbrooke – bahwa perubahan peraturan tersebut dimaksudkan untuk menyeimbangkan pendanaan yang diterima universitas berbahasa Inggris dan Prancis di wilayah provinsi itu.
Kebijakan baru itu juga berarti pemerintah Quebec tidak lagi banyak mengeluarkan anggaran untuk memberikan subsidi bagi mahasiswa dari daerah-daerah Kanada lainnya dan membantu melestarikan bahasa Prancis, yang selama ini umum dipakai di daerah itu.
Rektor McGill University Deep Saini menyebut rencana itu sebagai “serangan terarah” yang sengaja ditujukan kepada tiga universitas berbahasa Inggris yang ada di Quebec.
Saini juga mengatakan pihaknya tidak tertutup kemungkinan akan membuka kampus di luar Quebec atau melayangkan gugatan hukum.
Rektor Concordia University Graham Carr mengatakan kepada koran Montreal Gazette bahwa keputusan itu akan menurunkan jumlah mahasiswa dan merusak reputasi Quebec.
Baik McGill maupun Concordia mengatakan bahwa pendaftaran mahasiswa sebelum ini sudah berkurang sekitar 20%, dan perubahan peraturan itu justru akan merugikan mereka C$150 juta setahun. McGill mengatakan pihaknya kemungkinan terpaksa melakukan 700 pemutusan hubungan kerja, lansir BBC.
Keputusan baru itu merupakan bagian dari upaya Quebec melindungi identitasnya sebagai wilayah di Kanada yang berbahasa Prancis, bahasa yang dulu dominan di daerah bekas jajahan Prancis di Amerika Utara.
Pada bulan Juni, Quebec meloloskan undang-undang yang menegaskan secara hukum bahwa Prancis adalah satu-satunya bahasa resmi dan bahasa yang umum dipakai di Quebec.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *