Masih Ditawan di Gaza, Sejumlah Sandera ‘Israel’ Dapat Kewarganegaraan Jerman dan Hungaria

InfoMalangRaya.com – Jerman dan Hungaria telah memberikan kewarganegaraan kepada sejumlah sandera “Israel” yang masih ditawan di Gaza sebagai upaya untuk memfasilitasi pembebasan mereka, menurut sebuah laporan di media setempat pada hari Rabu.
Beberapa sandera berkewarganegaraan Eropa yang ditawan oleh Hamas telah dibebaskan, kata The Jerusalem Post, meskipun tidak menyebutkan kapan hal ini terjadi atau jumlah orang yang diberikan paspor.
Sandera-sandera lain yang berkewarganegaraan Eropa masih ditahan di Gaza, sementara mereka yang baru saja diberikan kewarganegaraan Jerman atau Hungaria sudah memiliki keluarga dari kedua negara tersebut. Berlin dan Budapest dilaporkan telah menolak untuk mengomentari masalah ini.
Kewarganegaraan ganda dapat berperan dalam upaya pembebasan sandera dan evakuasi di daerah konflik, seperti Gaza, dengan kekuatan asing yang bekerja untuk memastikan perlindungan warga negara mereka.
Sejak 7 Oktober, sekitar 110 warga “Israel” dan warga negara asing telah dibebaskan dengan imbalan setidaknya 240 tahanan wanita dan anak Palestina, di tengah gencatan senjata sementara yang dimediasi oleh Qatar pada akhir November hingga awal Desember tahun lalu.
Lebih dari 23.000 warga Palestina – mayoritas anak-anak dan perempuan – telah syahid dalam serangan “Israel” ke Gaza, dan Oxfam mengatakan bahwa angka kematian setiap harinya lebih tinggi daripada konflik lainnya di abad ke-21.
Sekitar 136 orang masih disandera di Gaza oleh Hamas dan faksi perlawanan Palestina lainnya, sementara penjajah “Israel” terus menahan lebih dari 7.000 tahanan politik Palestina dalam kondisi yang sangat buruk – termasuk 2.000 orang yang berada dalam tahanan administratif.
Baca juga: Agresi Hari ke-95: Al-Qassam Gagalkan Pasukan Khusus ‘Israel’ dalam Misi Penyelamatan Tawanan  
Gaza telah menjadi sasaran serangan bom dan pengepungan militer “Israel” brutal selama lebih dari tiga bulan. Rumah-rumah, rumah sakit, sekolah, dan tempat-tempat ibadah telah menjadi sasaran serangan tentara Israel, yang menuai kecaman dari berbagai pemerintah dan kelompok-kelompok hak asasi manusia.
Kelaparan dan mewabahnya penyakit juga memperburuk jumlah kematian dan penderitaan di wilayah tersebut. Masyarakat dunia menyebut entitas penjajah “Israel” melakukan kejahatan perang dan genosida, dan Afrika Selatan telah mengajukan kasus ini ke Mahkamah Internasional (ICJ).
Selama serangan tiga bulan yang berdarah di Gaza, beberapa tawanan “Israel” telah dibunuh oleh pasukan “Israel” sendiri, sehingga memicu tuduhan “pengabaian” dan seruan agar Netanyahu mengundurkan diri karena penanganannya terhadap situasi penyanderaan.
Baca juga: Pesan Tawanan Hamas ke Netanyahu: “Kamu Bunuh Anak-Istriku, Bawa Mereka Pulang!
Pada akhir Oktober tahun lalu, Anti-Defamation League (ADL) yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mengajukan tuntutan agar AS, Jerman, dan Austria memberikan kewarganegaraan kepada para tawanan “Israel” untuk membantu pembebasan mereka.
ADL sering menuduh kelompok-kelompok dan individu-individu pro hak-hak sipil Palestina sebagai antisemitisme setelah mereka berbicara menentang perang dan pengepungan “Israel” di Gaza.
Jerman dan Hungaria mendapat kecaman karena mengambil sikap pro-Israel meskipun ada banyak korban jiwa dan kehancuran di Gaza.
Berlin telah berulang kali membungkan suara-suara pro-Palestina di negara tersebut dan telah menawarkan dukungan militer kepada “Israel”, sementara Budapest memberikan suara menentang Resolusi PBB yang menuntut gencatan senjata pada bulan November.*
Baca juga: Tawanan “Israel” yang Dibebaskan Hamas: “Mereka Memperlakukan Wanita Bak Ratu”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *