InfoMalangRaya –
Membangun Kelistrikan IKN
Pembangunan kelistrikan di Ibu Kota Negara Nusantara akan dilakukan oleh Quantum Power Asia Pte Ltd dengan nilai total proyek aktif lebih dari 5 GW. Estimasi investasi modal langsung lebih dari USD7 miliar atau sekitar Rp104,4 triliun.
Quantum Power Asia Pte Ltd, pengembang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala utilitas pertama di Indonesia, menyatakan bersedia untuk mengembangkan dan mendanai proyek-proyek PLTS berskala besar demi mengalirkan listrik di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Niatan itu terungkap saat pelaksanaan misi bisnis Singapura ke Nusantara beberapa waktu lalu.
Kunjungan investasi bisnis ke lokasi ibu kota baru Indonesia itu merupakan kolaborasi antara berbagai lembaga di Indonesia dan Singapura yang diselenggarakan sebagai tindak lanjut pertemuan para pemimpin kedua negara pada Maret lalu. Para peserta adalah sekelompok perusahaan regional dan global terpilih yang bergerak di bidang energi, transportasi, logistik, properti kesehatan, dan keuangan.
Investasi tersebut bakal menghasilkan nilai total proyek aktif lebih dari 5 GW dengan estimasi investasi modal langsung lebih dari USD7 miliar atau sekitar Rp104,4 triliun dengan asumsi kurs Rp14.908 per dolar AS. Managing Director dan CEO Quantum Simon G Bell mengkonfirmasi kesediaan Quantum untuk mendukung pembangunan ibu kota baru Indonesia itu kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono.
“Komitmen pemerintah Indonesia untuk membangun Nusantara telah kami saksikan pada kunjungan kami hari ini. Langkah memberdayakan Nusantara melalui energi bersih merupakan bentuk aksi kami sesuai prinsip utama Quantum yaitu “Indonesia First”,” ujar Simon.
Lebih lanjut, Simon mengatakan, pihaknya menyediakan diri untuk menjadi katalis dalam transisi energi bersih di Indonesia. Mulai dari menghijaukan rantai pasokan nikel di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi hingga mengurangi emisi karbon di sektor pertambangan.
“Seluruh aktivitas ini kami lakukan karena kami berpegang teguh pada komitmen kami ini,” kata Simon.
Dia juga menyebut bahwa dalam mendukung transasi energi di Indonesia, pihaknya juga berperan dalam menghijaukan rantai pasok di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Sulawesi hingga mengurangi emisi karbon di sektor pertambangan. Tahun sebelumnya, lanjut Simon, Quantum menandatangi binding term sheet dengan Nickel Industries Limited untuk memasok smelter mereka dengan tenaga surya sebasar 500 MW. Hal tersebut merupakan langkah pertama program 1 GW yang lebih besar.
“Quantum juga sedang mengembangkan proyek PLTS 3,5 GWp dengan kapasitas baterai 12 GWh yang akan dibangun di Indonesia dengan investasi modal langsung senilai USD6 miliar,” ujar Simon.
Proyek tersebut akan memasok listrik untuk masyarakat lokal di Kepulauan Riau dan kelebihan energi yang dihasilkan akan diekspor di Singapura. Sebagai bagian tak terpisahkan dari proyek itu, Quantum dan mitra usaha patungannya, yakni ib Vogt, tengah mempersiapkan pembangunan pabrik manufaktur panel solar photovoltaic (PV) surya berkapasitas 1 GW di Indonesia yang memenuhi syarat TKDN.
“Sejalan dengan Indonesia First, kami dan mitra juga berkomitmen untuk membeli minimal 1 GWp panel surya buatan Indonesia setiap tahunnya selama minimal tiga tahun,” ujar Simon.
Sebelumnya, Quantum Power Asia dan ib Vogt menandatangani perjanjian untuk pembuatan modul PV Indonesia untuk pembangunan mega proyek PLTS di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Karimun, Kepulauan Riau. Dalam pembangunan fasilitas pembuatan modul PV Indonesia itu, Quantum dan ib Vogt bekerja sama dengan perusahaan global Seraphim untuk melakukan studi kelayakan tekno-komersial dalam pembangunan fasilitas manufaktur yang akan memasok modul PV ke Proyek Anantara, yang didedikasikan untuk mendanai dan membangun PLTS di Indonesia, proyek domestik lainnya, serta untuk memenuhi ekspor ke pasar luar negeri.
“Investasi ini akan melibatkan Seraphim yang merupakan produsen dan pemasok modul PV surya terkemuka di berbagai negara dan terdaftar sebagai ‘Pemasok Tier 1’ pada Peringkat Modul Keuangan Energi Baru yang dikeluarkan Bloomberg,” jelas Simon.
Simon mengatakan, saat ini, Quantum dan ib Vogt telah menyiapkan komitmen pendanaan untuk membangun 3.500 MWp PLTS dengan kapasitas penyimpanan energi mencapai hingga 12 GWh di Kepulauan Riau. Proyek ini juga memiliki tujuan untuk menyediakan energi bersih untuk memenuhi kebutuhan lokal sebelum mengekspor listrik ke Singapura melalui 400 kV kabel bawah laut.
Dengan komitmen investasi sebesar USD6 miliar, PLTS di Kepulauan Riau ini akan menjadi PLTS terbesar di dunia yang akan dibangun di KEK Karimun, Kepulauan Riau.”Studi kelayakan yang dilakukan akan mencakup pembangunan fasilitas produksi 1 GWp per tahun di dalam KEK Karimun yang akan mendatangkan investasi langsung lebih dari USD400 juta serta menarik investasi tidak langsung terkait bidang infrastruktur, pemasok dan sub kontraktor lainnya,” jelas Managing Director (APAC) ib Vogt David Ludwid.
Investasi untuk fasilitas manufaktur ini akan menciptakan 500 peluang kerja berkualitas tinggi serta lebih dari 4.500 peluang kerja tidak langsung. Quantum Power Asia dan ib Vogt telah membentuk perusahaan patungan bernama Anantara Energy (Anantara) yang didedikasikan untuk mendanai dan membangun PLTS di Indonesia. Perusahaan ini juga bermitra dengan Union Energy Corporation, yang merupakan penyalur listrik terkemuka di Singapura, sebagai mitra impor dan pengecer.
Konsorsium kedua perusahaan ini sebelumnya telah membangun PLTS dengan single-axis tracking pertama yang terbesar di Indonesia berskala 14,7 MW di Gorontalo, dan pembangunan PLTS terbesar ketiga di Indonesia yang berlokasi di Lombok berskala 7 MW. Keduanya saat ini sudah beroperasi dan menyuplai listrik secara langsung ke PLN. Konsorsium Quantum dan ib vogt secara global telah membangun 3 GW PLTS dan telah memiliki proyek pada pipeline sebesar 27 GW.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari