InfoMalangRaya –
IMR, Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menyoroti kecederungan kebanyakan kaum muda untuk menunda pernikahan. Ditambah lagi mereka juga cenderung untuk menunda memiliki anak, yang berpengaruh pada tingkat kesuburan seorang perempuan.”Menurut data yang saya lihat, banyak orang yang sekarang terlambat menikah,” ujarnya, Minggu (10/3/2024). Tambahan lagi, lanjutnya, sudah menikahnya terlambat mereka juga belum tentu mau memiliki anak. Tren pernikahan di Indonesia pada 2023 disebut-sebut menurun dan bahkan terendah dalam satu dekade terakhir. Selain itu, angka kesuburan perempuan(total fertility rate) juga mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Menkes, angka kesuburan berkaitan erat dengan kesempatan sebuah negara untuk menjadi negara maju. “Kita harus mengatur angka kesuburan Indonesia dengan strategi menyeluruh agar bisa jadi negara maju,” ujarnya.Budi mencontohkan Tiongkok dengan kebijakan satu anak (one child policy) yang berakibat turunnya angka kesuburan secara drastis. “Sekarang mereka sada karena fertility rate-nya turun dan mempengaruhi perkembangan negaranya,” ucapnya.”Jadi, penting untuk sebuah negara mengatur tingkat kesuburan perempuannya,” ujarnya. Sehingga, angka kesuburan tidak terlampau rendah dan jumlah masyarakat usia muda atau produktif pun tidak berkurang.Pada 2023, angka kesuburan wanita Indonesia tercatat sebesar 2,1. Sedangkan pada 2017 levelnya berada pada angka 2,4 hingga 2,5.
Menkes Singgung Tren Kaum Muda Tunda Nikah
