Merger SDN 1 dan 2 Peniwen Terganjal Aspek Historis Peniwen Affairs

MALANG RAYA36 Dilihat

InfoMalangRaya – Rencana penggabungan (merger) 32 Sekolah Dasar Negeri (SDN) menjadi 16 lembaga satuan pendidikan mayoritas telah disetujui oleh semua pihak terkait, kecuali penggabungan SDN 1 dan SDN 2 Peniwen, Kromengan, Kabupaten Malang.  Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Suwadji menyampailan, bahwa rencana penggabungan atau merger SDN 1 dan SDN 2 Peniwen saat ini masih dibahas lebih mendalam. Karena rencana penggabungan SDN 2 Peniwen ke SDN 1 terganjal oleh aspek historis atau kesejarahan di lokasi SDN 2. 
Baca Juga :
DPR RI Diminta Revisi UU No 8: Miskonseptual Pemisahan Peran Regulator dan Operator Pengelolaan Haji dan Umroh 

“Dari 16 sekolah itu siap di merger (gabung). Kecuali untuk SDN 1 Peniwen 1 dan SDN 2 Peniwen itu karena ada historisnya. Itu usulan dari kepala desa, tokoh masyarakat di sekitar situ itu minta agar dipertimbangkan,” ungkap Suwadji kepada JatimTIMES.com.  Menurut pejabat eselon II B di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dan juga anggota sekaligus pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang ini, di area SDN 2 Peniwen Kromengan terdapat sebuah bangunan tugu yang bernama Peniwen Affairs.  Di mana, tugu Peniwein Affairs ini menjadi bukti telah gugur para anggota remaja PMI pada Sabtu, 14 Februari 1949 sekitat pukul 14.00 WIB setelah diberondong peluru oleh tentara Belanda pasca kemerdekaan.  Di lokasi itu juga terdapat makam sekaligus 12 nama para anggota remaja PMI beserta masyarakat sekitqr yang telah gugur di medan juang. Di antaranya Matsaid, Slamet Ponidjo, Suyono Inswihardjo, Sugiyanto, J. W. Paindono, Roby Andris, Wiyarno, Kodori, Said, Soewan, Nakrowi dan Soedonono. Lalu untuk lima masyarakat sekitar terdiri dark Wagimo, Rantiman, Twiandoyo, Sriadji, dan Kemis.  “Itu kan kalau kami merger, itu ada tugu Peniwen Affair. Itu ada nilai historisnya, di sana rencananya akan dikembangkan untuk diklat dan kegiatan-kegiatan  PMI. Tidak tahu nanti tukar guling atau apa, nanti kita cek,” jelas Suwadji.  Pihaknya mengaku, dalam waktu dekat akan mengumpulkan seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, kepala desa, perangkat desa, badan permusyawaratan desa, koordinator wilayah Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Kecamatan Kromengan, beserta perwakilan wali murid SDN 2 Peniwen dari unsur komite untuk membahas mengenai penggabungan dua SDN tersebut yang jaraknya tidak terlalu jauh. 
Baca Juga :
Ratusan Personel Gabungan Amankan Aksi Inpres Efisiensi Anggaran di Kota Malang

“Saya akan turun sendiri untuk menyosialisasikan dan menjaring aspirasi yang sesungguhnya dan kita ajak bersama-sama membuat solusi terbaik SDN 2 Peniwen. SDN 2 Peniwen rencananya akan digabung dengan SDN 1 Peniwen yang berada di dekat situ,” pungkas Suwadji.  Sementara itu, penggabungan sekolah ini merupakan inisiasi dari Bupati Malang HM. Sanusi bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dalam rangka efisiensi dan efektivitas kegiatan proses belajar mengajar.  Pasalnya, terdapat beberapa sekolah yang murid per kelasnya di bawah 20 anak. Lalu jarak antar sekolah berdekatan. Selain itu, penggabungan sekolah ini juga sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan kepala sekolah yang saat ini Kabupaten Malang sedang krisis PNS yang sesuai dengan kriteria sebagai kepala sekolah. Akhirnya beberapa sekolah harus dijabat oleh Pelaksana Tugas (Plt).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *