Sekitar 6.000 hingga 7.000 Muslim di Estonia berpuasa seperti Muslim lain, tahun sebelumnya sempat melalui lebih 20 jam
InfoMalangRaya.com | BULAN Ramadhan baru saja tiba, acara pagi ETV “Terevisioon” mengambil kesempatan untuk berbicara dengan salah satu dari sekitar beberapa ratus orang Estonia yang baru saja memeluk Islam.
Saat tampil di acara “Terevisioon”, Aivar Loopalu mengatakan bahwa dia masuk Islam 16 tahun yang lalu setelah banyak berdiskusi dengan kenalan dari Kuwait.
“Saya menemukan seorang kenalan baru dari Kuwait, dan kami mulai berkomunikasi, lalu dia menjelaskan kepada saya apa sebenarnya arti menjadi seorang Muslim,” kenangnya. “Sampai saat itu, saya berpikir bahwa umat Islam adalah sejenis teroris.”
Loopalu mengatakan sebelumnya, dirinya seorang ateis. Kenalan itu menjelaskan bahwa Islam dan ilmu pengetahuan bisa berjalan beriringan.
“Saya mulai mempelajari Al-Quran dan takjub saat mengetahui bahwa baik Al-Quran maupun ajaran nabi telah menyatakan hal-hal yang [kemudian] telah diverifikasi secara ilmiah. Hal ini membuat saya takjub dan membuat saya renungkanlah itu,” lanjutnya.
Ramadhan dimulai beberapa hari yang lalu dan diperkirakan akan berlangsung hingga tanggal 9 April, yang berarti 6.000 hingga 7.000 Muslim yang tinggal di Estonia harus berpuasa (termasuk tidak minum) dari fajar hingga senja pada waktu tersebut.
“Tujuan bulan puasa adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt melalui puasa ini, yaitu berpantang dari kesenangan yang biasa,” lanjut Loopalu.
“Anda tidak akan melihat banyak bukti Ramadhan di jalan-jalan di Estonia, namun di negara-negara Islam, mereka memasang banyak dekorasi selama bulan Ramadhan, seperti saat Natal di Estonia, dan bertukar hadiah, sering mengunjungi satu sama lain; keluarga berkumpul, merayakan, dan makan bersama di malam hari,” tambahnya.
“Aturan pokoknya adalah, sejak matahari terbit hingga terbenam, kita tidak makan, minum, melakukan aktivitas seksual, dan merokok juga dilarang. Ini adalah hal mendasar bagi setiap Muslim. Ini adalah salah satu dari lima rukun Islam,” katanya dikutip laman news-err.com.
Meskipun umat Islam yang taat sering berkumpul untuk makan bersama dalam jumlah besar setelah berbuka puasa di penghujung hari, sebelum fajar, Loopalu mengatakan dirinya sahur “cukup tiga atau empat gelas air”.
Namun ia merasakan nikmatnya makanan dan minuman setelah masuk waktu maghrib. Itupun tidak berlebihan agar bisa tidur di malam hari.
Ia juga merasakan nikmatnya menahan diri di siang hari. Bahkan camilan kecil untuk mencegah rasa lapar pun tidak diperbolehkan, lanjutnya.
“Tidak ada yang namanya puasa setengah-setengah,” seraya menambahkan bahwa mereka yang memiliki masalah kesehatan mendasar yang mungkin menjadikan puasa berbahaya bisa mendapatkan pengecualian, “ ujarnya.
“Selalu ada sedikit kesulitan bagi saya dalam berpuasa. Kalau sudah makan dan minum secara teratur selama 11 bulan, penyesuaiannya butuh sedikit waktu, meski tidak apa-apa,” kata Loopalu.
Waktu Puasa
Mengingat lokasi Estonia di utara dan fakta bahwa Ramadhan terjadi sepanjang tahun, pelaksanaan bulan Maret-April tidak terlalu menakutkan dibandingkan saat hari-hari panjang di bulan-bulan musim panas.
Puasa di sekitar titik balik matahari musim panas jauh lebih sulit karena siang hari sangat panjang. “Lalu kami berpuasa sekitar 20 jam, sedangkan saat ini kami berpuasa selama 13 setengah jam,” ujar Loopalu.
Di negara-negara Islam, puasa biasanya berlangsung sekitar 12 hingga 15 jam dari fajar hingga senja, namun tidak ada aturan pasti tentang puasa di tempat-tempat yang lebih jauh ke utara.
Beberapa umat Islam dapat memilih untuk menggunakan waktu Makkah atau waktu di negara asal mereka, namun tidak semua. Atau bila matahari tidak terbenam, maka waktu daerah terdekat yang terjadi matahari terbenam dan matahari terbit.
Umat Islam Estonia sering berkumpul setiap malam di Pusat Islam Estonia untuk makan bersama dan berbuka puasa. Dimulai dengan susu atau air dan kurma, mereka kemudian berdoa, makan bersama dan diakhiri dengan permen dan teh.
Di Tallinn, masyarakat bergiliran memasak setiap malam, terkadang berbagi makanan tradisional dari tempat asal mereka. Ada ratusan orang mengikuti Ramadhan dari negara-negara termasuk Rusia, Azerbaijan, Turki, Kazakhstan dan Uzbekistan, serta negara-negara Arab dan Afrika.
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Islam di Estonia adalah agama minoritas. Islam pada mulanya dibawa oleh orang-orang Tatar Lipka yang tiba disana pada tahun 889 dan diperkenalkan kembali dari Kekaisaran Rusia pada tahun 1721.
Pada tahun inilah umat Islam di Estonia diterima dengan baik dan dimasukkan ke dalam agama negara Estonia oleh konstitusi pada tahun 1928.
Untuk ketiga kalinya terjadi imigrasi massal selama kependudukan Uni Soviet yang terjadi pada tahun 1949-1991. Ketika itulah, kebebasan beragama di Estonia mulai dicabut.
Banyak Muslim Tatar dibunuh dan dipaksa menggunakan Bahasa Rusia. Setelah kemerdekaan Estonia atas Uni Soviet pada tahun 1991, banyak Muslim dari Bangsa Tatar mengalami diskriminasi.
50% Muslim Estonia tinggal di Tallinn. Sisanya tinggal di beberapa wilayah seperti Nakvere dan Narva. Kebanyakan Muslim Estonia adalah Sunni yang menyusun 65% dari Muslim Estonia dan sisanya adalah Syiah.
Dahulu terdapat sebuah masjid yang terletak di Narva. Namun, itu sudah dihancurkan pada tahun 1944 atau pada saat perang dunia II. Namun, terdapat pula sebuah pusat Islam sekaligus masjid yang terletak di Tallinn. Itu dinamakan Estonian Islamic Center.*