“Operasi Taufan Aqsha Tandai Akhir Penjajah dalam Sejarah Modern”

InfoMalangRaya.com—Juru Bicara Brigade Al-Qassam Abu Ubaidah menyatakan, Operasi Taufan Aqsha menandai awal berakhirnya penjajah ‘Israel’ dalam sejarah modern.
Juru bicara sayap pejuang bersenjata Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) ini dalam pidato terbarunya mengatakan bahwa “134 hari telah berlalu sejak dimulainya Pperasi Taufan (Banjir) Aqsha, yang mengubah dan akan mengubah wajah kawasan,  menandai awal dari akhir dan kemunduran yang terpanjang pendudukan dalam sejarah kontemporer.”
“[Pejuang] mujahidin kami menimbulkan kerugian besar pada pasukan musuh [‘Israel’] yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah rakyat kami,” katanya dalam rekaman pernyataan baru-baru ini yang disiarkan oleh Al-Jazeera pada Jumat (16/2/2024) malam.
“Adegan yang kami siarkan adalah bagian dari apa yang dilakukan pejuang kami di lapangan, dan kami lebih memilih untuk menunda penayangan beberapa adegan demi alasan keamanan,” ujarnya.
Ia mengatakan, para pejuang lapangan telah bekerja dan melakukan serangkaian operasi mematikan secara parallel untuk membebaskan bumi Palestina.
“Kami telah memperingatkan puluhan kali tentang bahaya yang dihadapi oleh tawanan musuh yang ditahan oleh kelompok perlawanan, namun kepemimpinan musuh mengabaikan hal ini,” ujarnya dikutip Palestine Information Centre (PIC).
Dalam pidato eksklusif yang juga disiarkan Al Jazeera Brigade Al-Qassam mengumumkan telah berhasil menimbulkan kerugian besar pada penjajah ‘Israel’ yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dimulainya pertempuran.
Al-Qassam mengaku telah menghancurkannya ratusan kendaraan militer, tank, menempatkan tentaranya dalam banyak penyergapan yang tepat, dan memburu perwira ‘Israel’ dalam aksi operasi penembak jitu professional.
“Pejuang kami muncul entah dari mana,  kapan pun mereka merasa aman,” katanya.
Dia mengatakan bahwa adegan yang sering disiarkan oleh Brigade Al-Qassam di media social adalah bagian dari apa yang dilakukan pejuang mereka di lapangan. Namun ada siaran beberapa adegan harus ditunda karena alasan kompleks di lapangan dan factor keamanan.
Ribuan pejuang Al-Qassam selalu waspada dan masih melakukan pertempuran di semua wilayah penyerangan dengan berbagai taktik dan senjata yang tepat. “Dan kami akan melanjutkannya sampai tentara (Zionis) terakhir meninggalkan Gaza,” ujarnya.
Mengenai pencapaian lapangan yang diumumkan oleh tentara pendudukan, Abu Ubaida mengatakan bahwa Brigade Al-Qassam tidak peduli dengan sanggahan dari pihak penjajah, yang ia sebut kebohongan musuh di lapangan.
“Karena mereka tidak mendapat kepercayaan dari orang-orang terdekatnya, apalagi yang lain, dan pernyataan-pernyataan serta angka-angka yang disiarkannya tidak lain hanyalah propaganda palsu yang menyatakan bahwa dalam waktu dekat dan jauh masa depan mereka akan membuktikan khayalan mereka,” tambah Abu Ubaidah.
Kerugian Penjajah
Kebodohan penjajah ‘Israel’ berakibat kerugian yang justru akan dihadapi para tawanan itu sendiri.
“Kerugian yang dialami para tawanan menjadi sangat besar. Kami telah berusaha melindungi dan merawat para tahanan selama berbulan-bulan untuk mencapai kepentingan rakyat kami, dan kami masih berupaya untuk melakukannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, para tawanan hidup dalam kondisi sulit dan berjuang untuk hidup. Sementara para pejuang Palestina berusaha melindungi nyawa mereka, sayangnya, tentara musuh dengan sengaja membunuh dan melukai mereka.
Dia menekankan dalam pidatonya pada hari Jumat bahwa sudah 134 hari sejak agresi ‘Israel’ dimulai, akhirnya mengubah lanskap global dan menandakan berakhirnya penjajahan.

Dakwah Media BCA – Green

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

Abu Ubaidah menyoroti bahwa selama lima bulan terakhir, kelompok perlawanan telah menghadapi agresi Zionis yang hebat dengan tekad yang tak tergoyahkan.
Ia menggarisbawahi perjuangan yang sedang berlangsung melawan musuh yang kejam, dan menggambarkannya sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kontemporer.
Abu Ubaidah menekankan ketahanan perlawanan, dengan menegaskan bahwa kapan pun musuh merasa aman, para pejuang akan muncul untuk menantang mereka.
Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa para pejuang melakukan operasi yang tepat dan berdampak, bersamaan dengan upaya pasukan perlawanan yang menyebabkan kerugian besar bagi musuh. Abu Ubaidah menyimpulkan dengan mencatat bahwa pidato sebelumnya disampaikan pada 14 Januari, bertepatan dengan hari ke-100 “Operasi Taufan Aqsha”.
Untuk diketahui, penjajah ‘Israel’ telah membunuh lebih dari mengakibatkan 28.775 warga Palestina dan 68.552 lainnya terluka sejak dimulainya 7 Oktober tahun lalu, dan ribuan lainnya hilang di bawah reruntuhan.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *