Pedagang Senjata di Yaman Promosi Lewat X

InfoMalangRaya.com– Pedagang senjata di Yaman secara terang-terangan menggunakan media sosial X (dulu Twitter) untuk mempromosikan barangnya termasuk senjata api Kalashnikov, pistol, granat dan peluncur granat.
Para pedagang itu beroperasi di ibu kota dan daerah-daerah lain yang dikuasai Syiah Houthi, kelompok pemberontak bersenjata yang dinyatakan sebagai teroris oleh pemerintah Amerika Serikat dan Australka.
“Tidak masuk akal jika mereka [para pedagang senjata] tidak beroperasi atas nama Houthi,” kata mantan duta besar Inggris untuk Yaman Edmund Fitton-Brown, yang sekarang bekerja untuk Counter Extremism Project.
“Para pedagang swasta yang semata-mata berusaha mengambil untung dari pengadaan senjata, [misalnya] bagi pemerintah Yaman, pasti akan segera ditutup,” imbuhnya.
Investigasi yang dilakukan koran Inggris The Times menemukan bahwa sejumlah akun Yaman tersebut memiliki verifikasi centang biru.
Baik The Times maupun BBC sudah berusaha untuk meminta komentar X terkait hal itu tetapintidk kunjung mendapatkan respon, lansir BBC Kamis (22/8/2024).
Iklan-iklan tersebut sebagian besar berbahasa Arab dan ditujukan terutama kepada pelanggan di Yaman, negara yang konon jumlah senjatanya tiga kali lebih banyak daripada jumlah penduduknya.
BBC menemukan beberapa iklan tersebut, yang menawarkan senjata dengan harga dalam riyal Yaman dan riyal Saudi.
Kata-kata yang disampaikan dirancang untuk memikat pembeli.
“Kualitas barang premium dan garansi terbaik,” bunyi salah satu iklan. “AK modifikasi Yaman adalah pilihan terbaik Anda,” kata iklan lain, merujuk pada senjata laras panjang AK-47 yang sangat populer di kalangan militan, kelompok bersenjata dan bandit di seluruh dunia.
Dalam salah satu video promosi, yang direkam pada malam hari, menunjukkan penjual melepaskan 30 peluru dari satu magasin senjata full automatic.
Penjual lain menawarkan pistol Glock produksi Pakistan dengan harga satuan sekitar $900.
Mengomentari iklan senjata di X tersebut, organisasi non-pemerintah berbasis di Inggris Tech Against Terrorism mendesak supaya pengelola-pengelola platform media sosial menyingkirkan konten-konten yang mendukung Houthi.
Houthi, suku tribal minoritas yang kebanyakan menganut Syiah, pada 2014 mendongkel pemerintahan sah Yaman yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah bertahun-tahun lamanya melancarkan pembangkangan. Kelompok pemberontak suku asal pegunungan Yaman itu mendapatkan banyak senjata dari Iran dan sekutu-sekutu sesama Syiah di Timur Tengah.
Sejak itu, upaya pemulihan dengan cara militer yang dipimpin oleh Arab Saudi – negara tetangga yang sering mengalami gangguan keamanan akibat serangan oleh Houthi – gagal menyingkirkan mereka, sementara negara di ujung selatan Semenanjung Arab itu terperosok ke dalam perang saudara.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *