Penulis terkenal Inggris Martin Amis meninggal pada usia 73 tahun | Berita

INTERNASIONAL219 Dilihat

Infomalangraya.com –

Novelis terkenal itu meninggal di rumahnya di Florida setelah menderita kanker esofagus, kata istrinya.

Penulis Inggris terkenal dan berpengaruh Martin Amis telah meninggal dunia, dalam usia 73 tahun, di rumahnya di Lake Worth, Florida.

Istrinya Isabel Fonseca mengatakan kepada media pada hari Sabtu bahwa penulis karya yang membakar dan berwawasan seperti Uang: Catatan Bunuh Diri, London Fields, dan Time’s Arrow, meninggal pada hari Jumat setelah menderita kanker esofagus.

Amis adalah “salah satu penulis paling terkenal dan didiskusikan selama 50 tahun terakhir dan penulis 14 novel,” kata situs web Booker Prizes, penghargaan sastra terkemuka untuk fiksi di Inggris Raya.

Pada tahun 2008, ia dinobatkan sebagai salah satu dari 50 penulis Inggris terbaik sejak 1945 dan dua kali terdaftar untuk Booker Prize.

Penerbit Vintage Books mengatakan “hancur” oleh kematian Amis.

“Dia meninggalkan warisan yang menjulang tinggi dan tanda yang tak terhapuskan di lanskap budaya Inggris, dan akan sangat dirindukan,” kata Vintage di akun Twitter-nya.

Penulis naik menjadi selebriti sastra pada 1980-an ketika fiksi Inggris berkembang pesat, membuat Amis terkenal bersama novelis termasuk Salman Rushdie, Julian Barnes, Kazuo Ishiguro dan Ian McEwan.

Dengan Uang, diterbitkan pada tahun 1984 dengan komik tentang konsumerisme, Amis meledak lebih luas ke kancah sastra.

Selain novelnya, Amis menerbitkan dua kumpulan cerita dan delapan karya nonfiksi.

Pada 2008, Times of London menyebut Amis muda sebagai salah satu dari 50 penulis Inggris terbesar sejak 1945.

Dalam beberapa dekade terakhir, Amis menjadi intelektual publik, sering muncul di televisi, terkadang bersama teman lamanya Christopher Hitchens, seorang penulis Inggris-Amerika dan ateis terkenal yang meninggal pada tahun 2011.

Dalam sebuah esai sekitar peringatan lima tahun 9/11, The Age of Horrorism, Amis menulis bahwa Islam moderat telah kalah dalam perang saudara dalam agama.

Amis memancing kemarahan dan dituduh Islamofobia ketika dia mengatakan dalam sebuah wawancara tahun 2006: “Ada desakan yang pasti untuk mengatakan, ‘Komunitas Muslim harus menderita sampai rumahnya beres’.”

“Tidak membiarkan mereka bepergian. Deportasi lebih jauh di jalan. Membatasi kebebasan… sampai menyakiti seluruh komunitas dan mereka mulai bersikap keras terhadap anak-anak mereka,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *