IMR – Penyelidikan peristiwa kecelakaan maut rombongan bus pariwisata terus dilakukan jajaran Polda Jatim bersama Polres Batu. Hingga Kamis (9/1/2025) siang, pihak berwajib masih menahan sementara seluruh rombongan bus.
Total ada empat bus yang membawa rombongan itu. Saat ini tiga bus lain pembawa rombongan masih ditahan perjalanannya. Rombongan berada di pusat oleh-oleh HC Putra Kota Batu.
Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komarudin menyatakan, dari empat bus yang membawa rombongan, total ada sekitar 160 siswa asal SMK TI Bali Global Badung beserta guru dan crew bus.
Meski tidak terlibat dalam peristiwa kecelakaan maut tersebut, Dirlantas Polda Jatim bersama Dinas Perhubungan tetap melakukan pemeriksaan mendalam atau ramcek, untuk tiga unit bus pariwisata yang tergabung dalam rombongan. Hasilnya, seluruh unit bus dinyatakan tidak layak Jalan.
“Dari hasil pemeriksaan, menunjukkan sejumlah pelanggaran berat. Diantaranya seperti ban retak, ban sudah halus, surat kendaraan mati (STNK) hingga UjinKIT yang tak diperpanjang,” tegas, Kombes Komarudin, Kamis (9/1/2024).
Dia juga mengungkapkan, bus naas bernopol DK 7942 GB itu berada di barisan ke tiga iring-iringan. Dengan jarak sekitar 10 menit dari armada sebelumnya. Bus berangkat dari salah satu wahan wisata menuju rumah makan.
RAMCEK: Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komarudin saat memimpin ramcek tiga bus sisa pembawa rombongan SMK dari Bali yang terlibat laka maut di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Lebih lanjut, Kombes Komarudin juga mengungkapkan, empat bus dalam rombongan tersebut diketahui milik dua operator bus. Diantaranya dua bus milik Sakhindra Trans dan satu unit bus dari Purnayasa Trans.
“Semua peserta berasal dari sekolah yang sama. Yakni SMK TI Bali Global Badung. Rombongan ini dalam perjalanan kembali ke Bali,” imbuhnya.
Melihat kondisi bus tersebut, Kombes Komarudin juga sudah berkoordinasi dengan pemilik usaha armada tersebut. Agar dilakukan penggantian armada bus dengan kendaraan yang layak untuk membawa rombongan perjalanan pulang.
“Peserta yang selamat sementara ini ditampung di pusat oleh-oleh HC Putra, sembari menunggu proses evakuasi. Ketika nanti armada yang layak datang, kami akan melakukan pengawalan rombongan hingga Pelabuhan Ketapang,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu, Hendry Suseno mengungkapkan, jika keberadaan bus pariwisata sering menjadi tantangan tersendiri bagi Dishub karena sulit terpantau.
“Bus-bus ini seperti ‘siluman,’ datang dan pergi tanpa terdata dengan jelas. Padahal, pemerintah sudah menyediakan layanan ramcek secara gratis di setiap daerah,” ujarnya.
Hendry juga menjelaskan, bahwa Dishub sering bekerja sama dengan Satlantas dan Dinas Pendidikan (Dindik) untuk memastikan kelayakan bus yang digunakan dalam perjalanan wisata, terutama oleh siswa sekolah.
Namun, banyak operator yang mengabaikan prosedur ini, sehingga kedepannya akan ada sanksi berat untuk bus lokal karena lebih mudah dilakukan. Namun, untuk bus luar kota, tantangannya lebih besar karena PO sering tidak patuh.
“Insiden ini menjadi pengingat serius bagi semua pihak, khususnya operator bus, untuk memastikan kendaraan dalam kondisi layak jalan. Nyawa penumpang tidak seharusnya dipertaruhkan demi alasan ekonomi atau efisiensi operasional,” pungkasnya. (Ananto Wibowo)