IMR – Stok Bapokting di Kota Batu Aman, Ketersediaan Bawang Putih dan Merah Lebih 300 Ton

MALANG RAYA15 Dilihat

IMR – Memasuki Bulan Suci Ramadan 1446 H, Polres Batu dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Batu memastikan ketersediaan stok 11 bahan pokok penting (Bapokting) di Kota Apel aman hingga beberapa bulan ke depan.

Ini diketahui setelah jajaran Polres Batu bersama TPID Kota Batu melakukan pengecekan ke sejumlah gudang Bapokting di Kota Batu dan Pasar Induk Among Tani, Jumat (28/2/2025).

“Kami lakukan pemantauan langsung di lapangan. Ada dua target yang ingin kami pastikan. Yakni memastikan apakah pasokan benar-benar tersedia dan harga tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET),” tutur Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranata.

Untuk ketersediaan pasokan, melalui pengecekan ini pihaknya ingin memastikan ketersediaan bapokting aman hingga April pekan ke dua. Hasilnya, sejumlah komoditi ketersediaannya bisa memenuhi kebutuhan hingga tiga bulan ke depan.

“Kami sudah lihat di cold storage salah satu gudang besar di Kota Batu. Hasilnya bahan pokok yang diisukan terjadi kelangkaan seperti bawang putih, bawang merah dan beberapa jenis cabai seperti cabai kriting, rawit maupun cabai besar dalam kondisi aman,” urainya.

Kapolres Andi mencontohkan, seperti bawang putih dan bawang merah, saat ini untuk stok bawang putih di Kota Batu masih ada lebih dari 300 ton. Itu berarti, jika dihitung kebutuhan masyarakat Kota Batu sebanyak 45 ton bawang putih setiap bulan, maka ketersediaan bawang putih masih aman hingga 3-4 bulan ke depan.

“Belum lagi, di awal bulan Maret 2025 nanti akan ada penambahan lagi untuk stok bawang putih. Jadi untuk bawang putih, dipastikan stok aman,” imbuhnya.

Sama halnya dengan bawang putih, ketersediaan stok bawang merah jumlahnya malah lebih besar dari bawang putih. “Artinya, stok bawang putih dan merah dipastikan aman. Tugas kami tinggal memantau proses distribusi, sehingga harga tetap bisa terkendali sesuai HET,” katanya.

WhatsApp Image 2025 02 28 at 15.58.20 27022bf7
IMR - Stok Bapokting di Kota Batu Aman, Ketersediaan Bawang Putih dan Merah Lebih 300 Ton 2

PASTIKAN AMAN: Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranata bersama TPID Kota Batu saat melakukan pengecekan bapokting di gudang distributor dan Pasar Induk Among Tani Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)

Lebih lalanjut, untuk masalah harga, Kapolres Andi mengambil sampel di Pasar Induk Among Tani, dengan waktu sekitar pukul 07.00 hingga 09.00 WIB tepat saat transaksi antara pedagang dan pembeli dilakukan.

“Kami ambil sampel di waktu tersebut, karena kalau pukul 02.00-04.00 WIB merupakan harga distributor bukan harga pasar. Sedangkan pukul 07.00-09.00 WIB sudah masuk harga pasar. Hasilnya terdapat selisih Rp2.000 sampai Rp3.000 per komoditi,” ungkapnya.

Di Pasar Induk Among Tani, dia melihat permintaan cabai cukup tinggi, terutama cabai kecil yang habis sangat cepat dibandingkan cabai besar, begitu juga dengan bawang putih.

Untuk harga bawang putih di pasaran, bawang putih yang masih berkulit dibandrol Rp35 ribu per kilogram, sedangkan yang sudah dikuliti Rp36 ribu per kilogram. Bawang putih tersebut merupakan bawang import dari China.

“Saat ini kurs dolar sekitar Rp16,400, dengan harga import bawang dari China sekitar Rp33 ribu sekian per kilogram. Artinya rentang harga antara distributor utama sampai dengan pasaran, selisih Rp3,300 hingga Rp3,600. Jumlah tersebut merupakan keuntungan yang diambil dari proses distribusi hingga ke pedagang di pasar,” paparnya.

Kapolres mengungkapkan, untuk harga yang masih menonjol cukup tinggi adalah harga cabai rawit, yakni Rp70 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram.

“Untuk stok cabai sebenarnya ada. Kondisi ini disebabkan karena ada isu kelangkaan, kemudian terjadi permainan harga. Bahkan untuk cabai kering, volumenya bisa memenuhi hingga satu bulan ke depan,” ungkapnya.

Sementara itu beras dan minyak, dengan melihat kondisi 2-3 minggu kebelakang, harganya relatif stabil dan tidak ada lonjakan yang cukup signifikan.

“Ini berarti, hingga April minggu ke dua, semua stok bapokting masih ready,” tuturnya.

Meski begitu, kedepannya pihaknya akan terus melakukan pengawalan secara berkala bersama dinas terkait. Sehingga rantai pasokan bapokting tetap ada hingga ke masyarakat dan harganya tidak keluar dari HET.

“Pengecekan seperti akan kami laksamana secara berkala dan insidentil. Guna mengetahui kondisi empirik di lapangan. Kedua, kami juga akan terus melakukan pemantauan dari sisi harga. Harga mana yang melambung tinggi, akan langsung kami lakukan intervensi,” tutupnya. (Ananto Wibowo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *