IMR – Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan Pemkot Batu dan masyarakat umum menjadi fokus utama di Tahun 2025 ini. Hal itu ditegaskan Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai saat kuliah umum ‘Pembangunan Berkelanjutan untuk Masa Depan Kota Batu’.
Kegiatan itu digelar di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani dengan menghadirkan narasumber Tenaga Ahli Mendagri, Suhajar Diantoro.
Menurut Pja Aries, peningkatan kualitas SDM bertujuan untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat. Sehingga materi yang didapat dari narasumber utama dapat diaplikasikan dalam ranah profesional oleh para kepala SKPD dan jajaran Eselon II hingga IV.
“Pak Suhajar merupakan birokrat yang sudah berpengalaman dari tingkat kecamatan. Saya berharap bahwa ilmu yang disampaikan kepada kita semua dapat di aplikasikan dalam pekerjaan dan pengabdian kepada masyarakat Kota Batu,” tutur Pj Aries, Jumat (14/2/2025).
Dia menambahkan, kecerdasan akademik haruslah diimbangi dengan pengalaman terjun langsung di masyarakat. Sehingga ilmu yang diperoleh menjadi aplikatif dan berdampak langsung bagi masyarakat.
“Kami mencanangkan di tahun 2025 adalah tahun peningkatan kualitas SDM, yang tujuannya adalah meningkatkan juga kualitas pelayanan pamong kepada masyarakat Kota Batu,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia juga menyampaikan, karena ada efisiensi maka penyelenggaraan kuliah umum digelar di Graha Pancasila, bukan di hotel. Pihaknya berharap, pemerintah bisa melihat sisi positif daerah yang memiliki karakteristik tersendiri seperti Kota Batu.
“Kami sebenarnya ingin menyelenggarakan di hotel, tapi karena efisiensi, kami selenggarakan di Graha Pancasila. Namun, sebagai kota pariwisata, keberadaan hotel-hotel juga harus diperhatikan,” papar dia.
PENINGKATAN SDM: Pemkot Batu saat menggelar kuliah umum bertema ‘Pembangunan Berkelanjutan untuk Masa Depan Kota Batu’ guna meningkatkan SDM Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Disisi lain, Pj Aries menyampaikan, Suharjo Diantaro sangat profesional dan memahami karakter kepemimpinan. Personanya sangat jeli membaca langkah dalam mengambil kebijakan. Naluri itu harus dimiliki oleh para pemangku kepentingan Kota Batu.
Sementara itu, dalam pemaparannya, Suharjo menekankan pentingnya menjaga sektor-sektor penopang utama perekonomian Kota Batu. Di antaranya, sektor pertanian, konstruksibdan pariwisata. Untuk itu dia memberikan beberapa rekomendasi kebijakan untuk memastikan keberlanjutan ekonomi daerah berstatus kota wisata ini.
“Lindungi betul sektor besar penopang perekonomian di Kota Batu, dijaga baik-baik agar tetap menjadi kekuatan utama,” imbuhnya.
Dalam sektor pertanian, Suhajar menyarankan penerapan teknologi pertanian dan diversifikasi komoditas unggulan, serta mengembangkan konsep agrowisata. Sementara di sektor konstruksi, dia menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan melibatkan UMKM.
Kemudian dalam sektor pariwisata, pemkot disarankan untuk memgoptimalkan promosi digital. Pemanfaatan teknologi digital juga bisa dilakukan untuk peningkatan kualitas layanan serta pelatihan dan sertifikasi pelaku usaha.
Dalam kegiatan itu, dia juga menyinggung pergeseran struktur ekonomi Kota Batu dari sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder (konstruksi) dan tersier (jasa). Hal ini terlihat dari meningkatnya kontribusi sektor konstruksi yang sejalan dengan pembangunan infrastruktur strategis di kota ini.
Suhajar juga menjelaskan, masalah efisiensi anggaran yang kini tengah dilakukan pemerintah. Karena dalam efisiensi ini sesungguhnya adalah pergeseran pos anggaran. Artinya anggaran hanya dipindahkan ke pos yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
“Yang perlu kita pikirkan adalah rekonstruksinya, bukan sekadar mengkhawatirkan efisiensi,” katanya.
Diabjuga menyoroti tantangan urbanisasi di Indonesia, dimana peningkatan jumlah penduduk perkotaan belum diimbangi dengan pengelolaan yang optimal. Karena itu, dia bmengingatkan bahwa urbanisasi adalah fenomena yang tidak bisa dihindari. Diperlukan strategi pengelolaan yang inklusif dan berkelanjutan.
Pada tahun 2024, indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Batu mencapai 79,69, meningkat 0,62 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menempatkan Kota Batu dalam kategori IPM tinggi.
“Namun, masih ada tantangan yang harus diatasi, seperti peningkatan rata-rata lama sekolah dan akses layanan kesehatan bagi kelompok rentan,” tutupnya. (Ananto Wibowo)