IMR – Wali Kota Wahyu Turun Langsung ke Titik Banjir Suhat

MALANG RAYA16 Dilihat

IMR – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, didampingi Kepala DPUPRPKP, , Dandung Djulharijanto beserta Kepala OPD terkait lainnya, meninjau saluran drainase yang kerap alami banjir di kawasan Jalan Sukarno-Hatta (Suhat), Lowokwaru.

“Kami melihat secara langsung titik saluran drainase di Suhat, yang banyak berisi sampah dan tumpukan sedimen. Tepatnya di depan Warung Sambat Cak Uut.”

“Belum lagi ada bangunan warung rokok 24 jam. Tentunya ini berdampak banjir pada lingkungan di sekitarnya,” kata Wahyu Hidayat ketika ditemui di lokasi, Senin (17/03/2025).

Selama ini, katanya, banjir di Suhat sudah menjadi bahan pembicaraan di sosial media. Karenanya selain turun ke lokasi, pihaknya menginstruksikan kepada DPUPRPKP, untuk menerjunkan Satgas GASS, guna melakukan normalisasi.

“Tujuannya agar saluran drainase bisa berfungsi dengan baik dan lancar. Air dari tempat yang melewati saluran drainase, agar tidak sampai meluap ke jalanan Suhat,” tegas Wahyu.

Alumnus ITN Malang ini menambahkan, selain persoalan sampah dan sedimen pada drainase. Intensitas hujan yang lumayan deras, turut mempengaruhi. Sebab bozem di Tungguwulung, tidak mampu menampung luapan air dari Sungai Sengkaling.

“Terpaksa luberan airnya melimpah ke aliran sungai, atau ke saluran drainase di beberapa wilayah Kota Malang. Genangan airnya (banjir) tidak dapat terhindarkan lagi.”

“Kami berupaya mencarikan solusi. Salah satunya merevitalisasi drainase. Kita usulkan ke Pemprov Jatim dan disetujui. Dibantu biaya pembangunannya senilai Rp32 miliar,” tambahnya.

Mengenai penanganan banjir di Kota Malang, tambah Wahyu,  bakal mengacu pada Masterplane drainase, yang telah dibuat pada 2022 lalu.

Masterplane tersebut, menjadi induk perencanaan dan penataan saluran drainase di Kota Malang. Intensitas curah hujan yang turun, juga patut menjadi bahan pertimbangan, untuk peningkatan kapasitas bozem.

“Kami tidak ingin gegabah untuk penambahan atau peningkatan bozem. Karena intensitas hujan, harus dipastikan setiap waktunya. Jika tidak terlalu signifikan intensitasnya, dampaknya pada anggaran pembangunan yang mubazir,” jelas Wahyu.

WhatsApp Image 2025 03 17 at 14.41.43 492d8dc4
IMR - Wali Kota Wahyu Turun Langsung ke Titik Banjir Suhat 2

DITERTIBKAN: Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat didampingi OPD terkait lainnya, menyaksikan penertiban sebuah Warung Rokok 24 jam milik Ilham, yang melanggar karena berdiri di atas saluran drainase irigasi Pemprov Jatim. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)

Mantan Sekda Kabupaten Malang kembali mengatakan, selain pemerintah berupaya secara maksimal, pihaknya mengimbau adanya kerjasama serta dukungan, kepedulian, kesadaran dari semua masyarakat. Guna menjaga sekaligus melestarikan lingkungan, agar banjir tidak terjadi dimana-mana.

“Bagi pemilik bangunan yang ada di atas saluran drainase, atau tidak sesuai dengan sepadan jalan. Kami imbau segera membongkar sendiri, sebelum ditertibkan oleh Satpol PP bersama OPD terkait. Apalagi dalam waktu dekat ini, akan ada pekerjaan pembangunan saluran drainase sepanjang 1.300 meter di kawasan Jalan Sukarno-Hatta,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharijanto menjelaskan, peninjauan drainase tersebut, dilakukan karena pada Sabtu (15/3/2025) kemarin, intensitas hujan sangat tinggi. Kondisi tersebut masih ditambah dengan viralnya banjir di Suhat di media sosial.

“Saat di lokasi, kita ketahui luapan air hingga memenuhi Jalanan Sukarno-Hatta, karena saluran drainase tidak berfungsi dengan baik dan lancar.”

“Tim Satgas GASS DPUPRPKP yang kita terjunkan, banyak menemukan beragam sampah dan sedimen. Sedimennya sendiri ketika dikeruk, lumayan tebal,” terang Dandung.

Pemeliharaan dan peningkatan saluran drainase, tambahnya, memang menjadi kewenangan Pemkot (DPUPRPKP). Namun demikian, peran serta masyarakat juga dibutuhkan. Untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan.

“Caranya, tidak membuang sampah atau bongkaran material hasil membangun, ke sungai maupun ke saluran drainase.”

“Jika kita tidak memiliki kepedulian dan kesadaran serta pengawasan kuat. Manakala kawasannya terjadi banjir, kami dari Pemkot yang menjadi sasaran protes atau kritikan tajam dari masyarakat,” ungkapnya.

Dandung pun menyebutkan, Satgas GASS DPUPRPKP Kota Malang, selalu turun dalam waktu seminggu atau dua minggu sekali. Untuk melakukan normalisasi sampah dan sedimen di saluran drainase secara bergantian. Seminggu yang lalu, kawasan ini sudah dibersihkan oleh Satgas GASS.

“Disamping itu, kami melihat intensitas hujan lumayan tinggi, menyebabkan luapan air sungai dari Sungai Sengkaling, tidak mampu tertampung di bozem Tunggulwulung dengan kapasitas 3.800 meter kubik.”

“Kami berpikiran, dalam penyelesaian banjir di manapun berada, tanpa peran serta masyarakat, akan sangat berat dan agak sulit tertangani secara cepat dan mudah,” pungkasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *