Riyadh Jalin Kerja Sama Ekonomi dengan Beijing, Amerika Gusar

InfoMalangRaya.com—Negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, mendapat pukulan besar karena upaya mereka untuk mengekang pembangunan ekonomi China meningkat dan setelah Arab Saudi secara terbuka memilih Beijing untuk bekerja sama.
Pada Konferensi Bisnis Arab-China ke-10 yang diadakan di Riyadh, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz Salman mengumumkan dia ingin bekerja sama daripada bersaing dengan China. Dia bahkan bersikeras dia mengabaikan kecurigaan Barat tentang hubungan Riyadh yang semakin dekat dengan Beijing.
Sebagai eksportir minyak utama dunia, hubungan bilateral Arab Saudi dengan konsumen energi terbesar di dunia melibatkan kesepakatan hidrokarbon. Bahkan kerja sama antara Riyadh dan Beijing juga semakin erat di bidang keamanan dan teknologi sensitif di tengah ketegangan hubungan politik yang menjadi perhatian AS.
“Saya sebenarnya mengabaikannya karena sebagai pengusaha, sekarang kita akan pergi ke mana kesempatan datang kepada kita,” kata Pangeran Abduaziz dikutip Rueters. “Kami tidak harus menghadapi pilihan apa pun yang ada hubungannya dengan kami atau dengan yang lain,” tambah Pangeran Abdulaziz.
Ratusan pengusaha dan investor China termasuk pembuat kebijakan dari 26 negara menuju ke Riyadh untuk menghadiri konferensi, yang diadakan hanya beberapa hari setelah kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Hari pertama konferensi menyaksikan penandatanganan 30 perjanjian investasi senilai US $ 10 miliar di berbagai sektor termasuk teknologi, energi terbarukan, pertanian, real estat, mineral, rantai pasokan, pariwisata dan perawatan kesehatan.
Prospek Kolaborasi
Menurut Kementerian Investasi, pemerintah Arab Saudi juga menandatangani perjanjian dengan beberapa entitas China yang melibatkan proyek usaha patungan penelitian, pengembangan, manufaktur dan penjualan otomotif, pengembangan pariwisata dan aplikasi termasuk produksi gerbong dan roda kereta api.
Acara dua hari ini diselenggarakan oleh kementerian investasi dan luar negeri Arab Saudi bekerja sama dengan Sekretariat Jenderal Liga Arab, Dewan Promosi Perdagangan Internasional China dan Union of Arab Chambers.
Dalam upaya untuk lebih meningkatkan hubungan perdagangan dengan China, Arab Saudi juga mengumumkan kebangkitan Jalur Sutra di luar acara tersebut.
Menteri Investasi Khalid Al-Falih mengatakan pemerintah dapat berfungsi sebagai pintu gerbang China ke dunia Arab sejalan dengan visi diversifikasi ekonomi dan menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan keterampilan kaum muda.
Jelas, momentum hubungan kedua negara juga meningkatkan prospek untuk hasil terbaik dari perjanjian perdagangan bebas antara China dan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang didominasi Saudi sejak 2004.
Dia mengatakan kesepakatan apa pun harus melindungi industri Teluk yang sedang berkembang karena kawasan itu mulai mendiversifikasi investasi ke sektor ekonomi non-minyak.
“Kita perlu memberdayakan industri kita untuk mengekspor, jadi kami berharap bahwa semua negara yang bernegosiasi untuk perjanjian perdagangan bebas tahu bahwa kita perlu melindungi industri baru kita yang berkembang pesat,” kata Khalid, yang juga berharap kesepakatan itu akan segera tercapai. Maret lalu, raksasa minyak negara Saudi Aramco mengumumkan dua perjanjian besar untuk meningkatkan investasi bernilai miliaran dolar di China sambil memperkuat posisinya sebagai pemasok utama minyak mentah negara itu.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *