InfoMalangRaya.com– Di bulan sejak Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menghentikan pengiriman bantuan pangan ke wilayah konflik Tigray, Ethiopia, para dokter di rumah sakit terbesar di daerah itu mengatakan kematian anak akibat malnutrisi meningkat.
Tujuh anak kekurangan gizi terenggut nyawanya bulan lalu, kata dokter. Angka ini menunjukkan lonjakan kematian anak akibat malnutrisi pada bulan Mei, yang mencakup separuh dari total 13 kematian sejak awal tahun ini, kata staf di Ayder Referral Hospital di Mekelle kepada BBC Jumat (9/6/2023).
Sekarang ini, sebanyak 32 anak dalam kondisi sangat kritis dan dirawat di ruangan intensif di Ayder Referral Hospital.
“Anak-anak di bangsal itu paling rentan dan tidak dapat pulih dengan bantuan makanan di luar rumah sakit,” kata petugas medis Simret Nigusse kepada BBC Tigriya, seraya menambahkan bahwa lembaga-lembaga kemanusiaan internasional telah salah menghentikan operasinya di Tigray.
USAid dan UN World Food Programme (WFP) membekukan bantuan untuk penduduk Tigray setelah mendapati sebagian kiriman makanannya diselewengkan dan dijual di pasar lokal.
Pekan lalu, kedua organisasi itu mengambil tindakan lebih jauh dengan mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan bantuan pangan ke seluruh wilayah Ethiopia, dengan pengecualian sejumlah daerah yang dianggap paling rentan.
Parahnya, organisasi bantuan medis Médecins Sans Frontières (MSF) mengatakan hampir 70% fasilitas kesehatan di Tigray dengan sengaja dirusak dan peralatannya dijarah sehingga klinik-klinik tidak berfungsi.
Tigray menderita kekurangan makanan, bahan bakar, uang tunai, dan obat-obatan selama konflik brutal dua tahun antara pasukan yang setia kepada pemerintah Ethiopia dan pasukan lokal Tigray People’s Liberation Front.
Di atas kertas konflik itu berakhir pada November 2022, ketika kedua kubu yang berseteru menandatangani kesepakatan damai di Afrika Selatan. Sejak itu, bantuan kemanusiaan mulai berdatangan, meskipun di sejumlah daerah masih sulit diakses.*
Leave a Comment
Leave a Comment