Infomalangraya.com –
‘Ini menyakitkan,’ kata Presiden Irfaan Ali setelah tragedi di Mahdia, sebuah kota tambang emas.
Sedikitnya 20 anak tewas dalam kebakaran yang terjadi di asrama sekolah di Guyana tengah, kata pemerintah negara Amerika Selatan itu.
“Ini mengerikan. Ini menyakitkan,” kata Presiden Irfaan Ali pada Minggu malam.
Kebakaran terjadi di sebuah sekolah menengah di kota pertambangan emas Mahdia di distrik Potaro-Siparuni, 320 km (200 mil) selatan ibu kota, Georgetown.
“Kami telah kehilangan banyak jiwa yang indah dalam kebakaran itu,” kata pemerintah dalam pernyataan tersebut. “Korban tewas saat ini mencapai 20 sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka.”
“Lima pesawat telah lepas landas ke Mahdia untuk mendukung pejabat kesehatan regional dengan pasokan medis tambahan dan medivacs,” katanya.
Setidaknya 20 anak tewas dalam kebakaran larut malam di asrama sekolah di kota pertambangan emas Mahdia di Guyana pic.twitter.com/Aen0ADF6eP
— Gordon Moseley 🇬🇾 (@gomoseley) 22 Mei 2023
Penyebab kebakaran hari Minggu belum ditentukan.
Itu dimulai tak lama setelah tengah malam di sebuah sekolah yang melayani anak-anak berusia 12 hingga 18 tahun, menurut Penasihat Keamanan Nasional Gerald Gouveia.
Surat kabar lokal Stabroek News melaporkan bahwa kebakaran terjadi di asrama putri dan cuaca buruk menjadi tantangan bagi mereka yang menanggapi keadaan darurat melalui udara.
Perdana Menteri Mark Phillips memimpin tim kabinet dan pejabat lainnya pergi ke Mahdia sementara Menteri Dalam Negeri Menteri Robeson Benn sudah berada di lapangan.
Anggota parlemen oposisi Natasha Singh-Lewis menyerukan penyelidikan mendalam.
“Kita perlu memahami bagaimana insiden paling mengerikan dan mematikan ini terjadi dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah tragedi semacam itu terjadi lagi di masa depan,” katanya.