Infomalangraya – BATU – Para sopir angkutan kota (angkot) di Kota Batu sangat berharap penumpang bisa ramai kembali. Mereka berharap dengan beroperasinya Pasar Induk Among Tani nanti bisa menaikkan kunjungan penumpang ke terminal.
Salah satu sopir angkot trayek Batu-Karangploso Puji Noto menyatakan, jika di Pasar Relokasi penumpang angkot cenderung sedikit. “Kan di sini nanti lebih bersih, ada juga tempat berteduh jika terjadi hujan,” ungkapnya. Dengan kondisi yang lebih nyaman, besar harapannya penumpang bisa meramaikan terminal.
Selain itu, ia berharap ada pengarahan bus pariwisata untuk parkir di pasar atau terminal. Sehingga para wisatawan kalau pergi ke tempat pariwisata naik angkot. “Hal itu juga bisa berdampak ke pedagang dan mengurangi volume jalan, akhirnya tidak menimbulkan macet,” jelas Puji.
Dia menjelaskan, saat ini para penumpang angkot sangat sepi. Dia mengaku penghasilan kotornya, dalam sehari antara Rp 50 ribu hingga Rp 80 ribu saja. “Dari jumlah itu untuk setoran Rp 30 ribu, belum lagi bensinnya,” ujarnya pria yang sudah menjadi sopir sejak tahun 1991 itu.
Bahkan ia pernah hanya membawa tiga orang sekali pulang-pergi (PP).
Untuk mencukupi kebutuhan Puji mengaku juga nyambi sebagai sopir travel atau sopir sayur untuk mendapatkan penghasilan lebih.
Dikatakannya, sepinya penumpang angkot disebabkan oleh berbagai faktor. Di antaranya, munculnya moda transportasi online, kemudahan memiliki kendaraan, serta biaya hidup yang semakin naik.
Menurutnya, dulu masyarakat takut mengambil cicilan untuk membeli motor karena ada rasa takut tak bisa melunasinya. “Sekarang kan modal sekitar Rp 500 ribu bisa,” jelasnya. Dengan memiliki kendaraan pribadi maka membuat mereka tak memerlukan transportasi umum.
Sementara itu, salah seorang penumpang Ali Fathur, mengaku sudah pernah naik angkot sebelumnya. Ketika ditanya, kenapa pilih naik angkot, ia mengaku saat itu tidak ada sepeda motor. “Pingin main ke rumah teman yang berada di Kelurahan Temas, tapi nunggu sepeda motornya nggak datang-datang,” ujar warga Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang itu.
Menurutnya naik angkot cukup nyaman, kecuali ketika penumpang penuh. Ia pun lebih memilih naik kendaraan sepeda motor jika waktu itu ada pilihan tersebut. “Kalau enaknya murah, dibandingkan dengan ojek online,” tuturnya.
Untuk menarik minat warga naik angkot ia menyarankan memang harusnya angkot diperbarui. “Kan ada harga ada kualitas, tapi kalau di per bagus terus yang bayar pengen-nya murah terus ya rugi juga,” imbuhnya. Berada dalam angkot di Batu rasanya lebih nyaman. Tak seperti angkot di wilayah dataran rendah, penumpang akan terasa cukup nyaman karena hawa sejuk Kota Apel.
Penumpang lainnya, Wati Asim mengaku jika memilih naik angkot karena memang ia lebih suka. “Yang ada ya angkot dan bisa sesuai tujuan,” katanya. Wanita kelahiran tahun 1965 itu, kurang mengerti untuk melakukan pemesanan ojek online. Ia berangkat dari Terminal Landungsari ke Terminal Kota Batu. (iza/lid)