Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    IMR – HUT Bhayangkara ke-79 di Kota Batu: Polri untuk Masyarakat, Bukan Sekadar Slogan

    2 Juli 2025

    Demi Keamanan, Tiga Tersangka Pengeroyokan Perwira TNI AL Dipindah Sementara ke Polda Jatim

    2 Juli 2025

    X akan membiarkan AI menulis catatan komunitas

    2 Juli 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • IMR – HUT Bhayangkara ke-79 di Kota Batu: Polri untuk Masyarakat, Bukan Sekadar Slogan
    • Demi Keamanan, Tiga Tersangka Pengeroyokan Perwira TNI AL Dipindah Sementara ke Polda Jatim
    • X akan membiarkan AI menulis catatan komunitas
    • 3 Klub Liga 1 Masih Senyap, Bahkan Salah Satunya Belum Punya Pelatih
    • IMR – Dimediasi DPUPRPKP, Warga dan Pemborong Sepakat Damai
    • Cahyo Harjo Prihatin Angka Perceraian di Jatim Tembus 80 Ribu Perkara
    • Mengidolakan Damkar Pemuda Amerika Sengaja Bakar Semak dan Bunuh Petugas
    • IMR – Tembok Pagar Pasar Besar Ambrol Celakai Penjual Pisang
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • INFO PROPERTI & LOWONGAN KERJA
    • TIPS & TRIK
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Home»INTERNASIONAL»Status Pengungsi Dicabut Orang Suriah di Austria Tidak Bisa Tidur
    INTERNASIONAL

    Status Pengungsi Dicabut Orang Suriah di Austria Tidak Bisa Tidur

    By admin5 Maret 2025
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    Austria pengungsi

    InfoMalangRaya.com– Kekhawatiran menghantui orang Suriah di Austria, setelah pemerintah setempat memutuskan mencabut status pengungsi dan akan memulangkan mereka kembali ke negara asalnya, menyusul tumbangnya rezim Bashar Assad.

    Pengungsi Suriah bernama Khaled Alnomman mengaku berusaha keras untuk berintegrasi sejak melarikan diri ke Austria 10 tahun silam, belajar bahasa Jerman sampai lancar, mendapatkan pekerjaan sebagai tukang bangunan dan mengajukan status kewarganegaraan.

    Bungsu dari keempat anaknya dilahirkan di Austria dan tiga lainnya merasa sudah seperti orang Austria karena mereka dibesarkan di negara bersalju itu.

    Namun, ketika mereka menyambut gembira kejatuhan rezim Assad pada bulan Januari, kehidupan mereka menjadi tidak jelas setelah mendapatkan sebuah surat dari otoritas Austria yang menyatakan bahwa status penging mereka akan dicabut.

    “Rasanya seperti pisau menikam jantung,” kata pria berusia 42 tahun itu kepada AFP, dengan ekspresi menahan emosi.

    Sentimen anti-migran semakin marak di masyarakat Austria, terlebih ketika seorang remaja 14 tahun tewas dan lima lainnya terluka akibat aksi penikaman yang dilakukan oleh pria berusia 23 tahun pencari suaka asal Suriah di kota Villach.

    Meskipun seorang pengungsi Suriah lain dipuji sebagai pahlawan setelah menabrakkan mobilnya guna menghentikan aksi pelaku, Alnomman mengatakan peristiwa itu merupakan “bencana” bagi orang Suriah yang tinggal di negeri bersalju itu.

    “Kejadian itu berdampak sangat buruk bagi kami. Disebabkan Si Bodoh itu, sekarang kami semua harus menanggungnya,” ujar Alnomman.

    Sejumlah negara Eropa menghentikan permohonan suaka dari orang-orang Suriah pada bulan Desember 2024, setelah rezim Assad digulingkan dan mendorong banyak orang Suriah ingin pulang kembali ke kampungnya.

    Namun, Austria – yang menampung hampir 10.000 pengungsi Suriah – bertindak lebih jauh dengan menghentikan program reunifikasi keluarga pengungsi dan mulai mencabuti status pengungsi sekitar 2.900 orang Suriah, menurut data terbaru.

    Pemerintah koalisi yang baru mendapatkan tekanan dari oposisi kanan-jauh Partai Kebebasan, yang muncul sebagai partai terbesar di usai pemilu Uni Eropa bulan September tahun lalu.

    Partai itu juga berjanji akan memperluas penghentian program reunifikasi pengungsi dari negara-negara lain.

    Para pakar suaka mengatakan bahwa surat pemberitahuan pencabutan status pengungsi tidak berarti orang-orang Suriah akan dilucuti dari haknya untuk tetap tinggal dalam waktu dekat. Namun, diakui surat itu memang menimbulkan keresahan di kalangan komunitas itu.

    “Kami tidak bisa tidur waktu malam. Semua orang Suriah sekarang ketakutan,” kata Alnomman.

    “Saya terus merasa tertekan sejak menerima surat itu,” imbuhnya.

    “Mereka tidak menginginkan kami. Kesalahan apa yang sudah kami perbuat?” ujarnya keheranan.

    Penghentian program reunifikasi sudah memukul banyak orang.

    Ahmed Elgrk, pria berusia 37 tahun yang bekerja sebagai pengantar makanan di Vienna, terakhir kali melihat istri dan lima anaknya empat tahun silam ketika melarikan diri dari Suriah.

    Dia berharap besar akan dapat membawa mereka ke Austria setelah mengumpulkan berkas dokumen yang diperlukan tahun lalu.

    Dia bahkan sudah membeli tempat tidur untuk anak-anaknya yang berusia 4 sampai 14 tahun, ketika tiba-tiba menerima surat tentang pencabutan status suakanya. Dia kemudian mendapatkan pemberitahuan bahwa keluarganya tidak akan mendapatkan visa

    .“Saya tertawa – bukan karena bahagia, tetapi karena kepedihan. Itu sangat menyakitkan bagi seluruh keluarga saya,” kata Elgrk kepada AFP.

    “Selama empat tahun saya mengatakan kepada keluarga, ‘Sabar sedikit lagi, kita hampir sampai’. Saya sudah mempersiapkan segalanya,” kata pria asal Idlib tersebut, yang mengaku takut dipersekusi oleh pemerintahan baru yang dikuasai kelompok Muslim apabila dia kembali ke Suriah.

    Austria menawarkan 1.000 euro kepada orang-orang Suriah yang bersedia dengan sukarela pulang ke negeri asalnya Sejauh ini hanya 100 orang yang mengambil tawaran itu, menurut data terbaru dari pemerintah.

    Kementerian Dalam Negeri mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan program repatriasi dan deportasi teratur ke Suriah, meskipun mengaku bahwa saat ini masih belum dimungkinkan dan masih belum dijamin hukum karena peraturannya belum ada.

    Menteri Dalam Negeri Gerhard Karner bahkan mengaku akan berusaha melegalisasi “pemeriksaan acak” terhadap rumah-rumah tempat tinggal para pencari suaka asal Afghanistan dan Suriah, menyusul insiden penikaman di Villach.

    Dia juga bertekad untuk “bekerja 24 jam” untuk meredam arus migram masuk ke Austria.*

    Jumlah Pembaca: 74

    Austria bisa Dicabut orang pengungsi status Suriah tidak Tidur
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    Mengidolakan Damkar Pemuda Amerika Sengaja Bakar Semak dan Bunuh Petugas

    2 Juli 2025

    Kartel Narkoba Meksiko Menggila, Mayat-mayat Tak Berkepala Ditemukan di Sinaloa

    1 Juli 2025

    Karikatur Nabi Muhammad Picu Kemarahan Masyarakat, Turki Tangkap Kartunis

    1 Juli 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER

    Bupati Malang Hadiri Kanjuruhan Street Race Edisi 13

    30 Maret 20240

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 20250

    10 Aplikasi Musik Tanpa Iklan Terbaik, Diunduh Jutaan Pengguna!

    25 April 202440

    Pantun Pj. Walikota Malang Bikin Suasana Meriah di Acara Malang Raya Shopping Adventure 2024

    1 April 20242
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • DISCLAIMER
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.