InfoMalangRaya.com – Breshna Sherkat, distributor listrik Afghanistan yang kini dipimpin Taliban, mengumumkan bahwa mereka telah melunasi tagihan-tagihan listrik senilai $627 juta (setara Rp 9,8 T) kepada negara-negara regional, termasuk Iran, Uzbekistan, Tajikistan dan Turkmenistan.
Hekmatullah Maiwandi, juru bicara perusahaan, menyatakan bahwa hutang-hutang tersebut ditanggung oleh pemerintah sebelumnya dan sekarang telah “sepenuhnya” dilunasi.
Maiwandi tidak mengungkapkan sumber dana yang digunakan untuk melunasi hutang-hutang tersebut.
Sebelumnya, pihak berwenang Taliban di perusahaan listrik tersebut mengklaim bahwa mereka telah melunasi semua utang luar negeri.
Eurasianet melaporkan pada tanggal 1 Februari bahwa Daler Juma, Menteri Energi dan Sumber Daya Air Afghanistan, mengonfirmasi bahwa Imarah Islam Afghanistan telah membayar lunas utang listriknya.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa sejak tahun 2021, pemerintahan yang dipimpin Taliban telah menjadi pembayar yang tidak konsisten. Meskipun secara teratur melakukan pembayaran parsial ke Tajikistan, mereka telah berjuang untuk sepenuhnya melunasi utang-utangnya.
Baca juga: Afghanistan yang Kaya Mineral Tanda Tangani Kontrak Pertambangan Senilai Rp 99 Triliun
Pada tahun 2023, Tajikistan mengekspor 2,7 miliar kilowatt-jam listrik, senilai 110,4 juta dolar AS, meningkat 5% dari tahun 2022, menurut Juma. Ia tidak merinci berapa banyak dari jumlah tersebut yang dialokasikan ke Afghanistan.
Tajikistan saat ini mengekspor listrik ke Afghanistan, Kazakhstan, dan Uzbekistan. Juma mencatat bahwa sebagian besar ekspor listrik terjadi pada musim semi dan musim panas, karena kelebihan kapasitas dari fasilitas pembangkit listrik tenaga air, kecuali ke Afghanistan, yang menerima listrik sepanjang tahun untuk infrastruktur penting. Rincian tarif untuk ekspor ini tidak tersedia untuk umum.
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, kedua negara terus melanjutkan dialog ekonomi. Omset perdagangan pada tahun 2023 mencapai $98 juta, turun 12% dari tahun sebelumnya.
Kabul juga telah menyatakan minatnya untuk melanjutkan proyek CASA-1000, sebuah inisiatif yang didukung oleh Barat yang menghubungkan sumber daya tenaga air Kirgistan dan Tajikistan ke Afghanistan dan Pakistan.*
Baca juga: Taliban Berkuasa Produksi Opium Afghanistan Turun 95%, PBB Justru Khawatir