(Video) Mahasiswa Muslim Kashmir Diserang Kelompok Radikal karena Mekritik Film ‘The Kerala Story’

NASIONAL200 Dilihat

InfoMalangRaya.com—Seorang mahasiswa Government Medical College (MGC) asal Kashmir menjadi korban pemukulan sesama mahasiswa nasionalis Hindu karena perselisihan terkait film kontroversial “The Kerala Story”.
Pemukulan dan penyerangan tersebut terjadi pada 14 Mei 2023 di asrama perguruan tinggi. Salah seorang mahasiswa yang tidak setuju dengan penyerangan memberi tahu Maktoob bahwa perselisihan itu awalnya terjadi di grup Whatsapp resmi mahasiswa tahun pertama.

Kashmiri student of Government Medical College (GMC), Jammu has sustained head injuries and received over 10 stitches after being attacked with an iron rod due to an altercation over The Kerala Story .pic.twitter.com/hvVFd0zqQW— Ahmed Khabeer احمد خبیر (@AhmedKhabeer_) May 15, 2023

Umar Farooq, mahasiswa kedokteran tahun pertama berusia 22 tahun, dan Haseeb Ahmad, mahasiswa kedokteran tahun keempat berusia 23 tahun, dibawa ke rumah sakit untuk perawatan luka mereka.
Haseeb menceritakan pengalamannya kepada Maktoob, menyatakan bahwa dia terjebak di tengah perkelahian dan tidak mengetahui pertengkaran tersebut. “Saya dipukul dari belakang dengan balok kayu atau batang besi saat berada di tangga, mengakibatkan 12 jahitan di kepala saya,” ujarnya.
Haseeb menolak memberikan komentar lebih lanjut berdasarkan nasihat hukum dari pengacaranya. Umar memberi tahu Maktoob bahwa dia menderita luka di bahu dan kepala kirinya, dan beberapa lainnya juga terluka.
Karena kondisi kesehatannya, Umar menahan diri untuk tidak memberikan rincian lebih lanjut. Sementara itu seorang mahasiswa tahun ketiga yang terluka dalam serangan itu mengungkapkan bahwa siswa Muslim Kashmir secara khusus menjadi sasaran karena secara tegas menentang ideologi radikal Hindutva.
Isu bermula ketika seorang mahasiswa bernama Deepak membagikan film tersebut di grup WhatsApp kampus. Anggota kelompok lain bernama Arif, meminta Deepak menahan diri untuk tidak meneruskan pesan semacam itu.
“Beberapa mahasiswa menyuarakan penentangan mereka terhadap pesan-pesan yang mengganggu kerukunan komunal,” kata mahasiswa yang tidak mau disebut namanya itu.
Sore harinya, sekelompok mahasiswa tingkat akhir, termasuk Anakit dan Arunesh, bersama dengan Deepak, bertemu Arif dengan maksud untuk menyerangnya. Menanggapi situasi yang semakin tegang, mahasiswa tingkat akhir dari Kashmir turun tangan untuk melindungi Arif dan meredakan situasi, yang mengakibatkan tawuran yang meluas di kalangan mahasiswa.
Anakit, dihasut oleh teman-temannya, kemudian memukul kepala Haseeb, yang baru saja turun tangan untuk meredakan konflik dan melindungi siswa lain.
Seorang siswa lain mengatakan mereka diserang orang yang tiba dengan dua kendaraan dan masuk tanpa izin ke dalam asrama. Untuk menghindari deteksi kamera CCTV, gerombolan itu mematikan lampu.
Mahasiswa membantah klaim yang dibuat oleh media sayap kanan, menegaskan bahwa media memutarbalikkan kenyataan dengan menggambarkan penyerang sebagai korban dan menggambarkan Muslim Kashmir sebagai agresor.
Mahasiswa tersebut juga membantah tuduhan bahwa mahasiswa Kashmir meneriakkan slogan-slogan pro-Pakistan dan Azadi, malah menuduh orang luar meneriakkan slogan-slogan “Jai Shri Ram” (Hidup Dewa Rama).
Lebih lanjut, mahasiswa tersebut menuduh pendukung “The Kerala Story” aktif mempolarisasi mahasiswa selama beberapa bulan.
Shashi Sudhan Sharma, Direktur Government Medical College (GMC), Shashi Sudhan Sharma, mengumumkan bahwa 10 siswa dari asrama akan dikeluarkan selama dua bulan ini.
Sementara itu kehadiran mereka di kelas akan dibatasi sampai penyelidikan selesai menyusul perselisihan antara beberapa siswa dan orang luar di asrama GMC di Jammu.
“Telah terjadi insiden perkelahian antara beberapa siswa dan orang luar di asrama GMC Jammu. Kesadaran atas masalah ini telah diambil, dan penyelidikan sedang berlangsung,” Inspektur Senior Polisi (SSP) Jammu, Chandan Kohli.
CJ Werleman, jurnalis Australia dan analis konflik dalam akun twitternya memperkirakan akan banyak orang Muslim terluka atau terbunuh ketika film ini diluncurkan ke publik. “Saya memperkirakan film baru ini akan membuat banyak Muslim terluka dan terbunuh dalam beberapa minggu mendatang di sini,” ujarnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *