Benarkah Arab Saudi Membolehkan Kelainan Sejenis seperti LGBT?

NASIONAL206 Dilihat

InfoMalangRaya.com—Belum lama ini media dihebohkan pemberitaaan seolah-olah Arab Saudi membolehkan kelainan seksual Lesbian, Gay/homo, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Namun faktanya hal itu tidak benar.
Sebuah laman web yang dikelola anak-anak Indonesia yang tinggal di Arab Saudi membantah hal tersebut.  Dalam artikal  berjudul “Apakah LGBT Dipersilahkan Mengunjungi Arab Saudi?” laman web saudinesia membantah hal ini.
Menurut laman ini, berita itu bermula dari media Barat dengan bersumber dari FAQ di visitsaudi.com.  Saat itu ada sebuah pertanyaan dari pembaca: “Apakah visitor LGBT diperkenankan untuk mengunjungi Arab Saudi?”
Nah, pengelola web Saudi itu menjawaban secara diplomatis bahwa “setiap orang diperkenankan mengunjungi Arab Saudi, dan turis tidak diminta untuk mengungkap urusan detail pribadinya seperti itu.”
Menurut Saudinesia, jawaban tersebut tidak mengkhususkan hanya kepada “sekelompok orang sakit” yang menyimpang orientasi seksualnya diizinkan masuk ke Arab Saudi.
“Perlu diketahui, lebih dari 35% warga asing (ekspatriat) yang bermukim di Arab Saudi, mereka datang dan menetap di Arab Saudi membawa bermacam-macam kepercayaan, aliran, agama, suku, ras dan bangsa. Tetapi juga mereka tidak ditanyakan urusan pribadinya masing-masing saat ketibaan di Saudi, tidak dilarang,” tulis Saudinesia.
Ketika mereka masuk ke Saudi, kata Saudinesia, mereka tetap diperlakukan sama seperti di negara dunia lainnya, tapna perlu ditanya orientasi seksualnya. “Apakah semua pengunjung sebuah negara ditanyakan hal pribadi sedetail itu? Tentu tidak!”
Selama dokumen mereka legal dan lengkap,  tidak masuk dalam daftar “red notice” Interpol, atau bebas dari segala catatan yang menjadi standar cegah tangkal sebuah negara, siapapun dianggap berhak melakukan traveling ke negara manapun.
Bahkan ketika seseorang melakukan ibadah umrah atau haji ke Tanah Suci,  Arab Saudi tidak pernah membeda-bedakan seseorang berdasarkan orientasi seksual atau paham yang dianut.
“Yang umrah dan berhaji pun, ketika identitas dan dokumen perjalanannya menyatakan sebagai seorang muslim, tidak diperiksa; apakah bermadzab Hanbali, sebagai mayoritas di Saudi, atau seorang sufi tariqat tertentu, Syiah, Ahmadiyah atau Baha’I,” tulis Saudinesia.
Lantas, bagaimana kedudukan pengikut LGBT di Arab Saudi?
Saudinesia menuliskan, bahwa Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi sering mengirimi pesan singkat melalui ponsel (SMS) kepada setiap warga Saudi dan ekspatriat yang menetap di Saudi agar tidak melakukan tersebut, sebab hal itu termasuk pelanggaran berat dalam keyakinan agama Islam. Inilah 6 pesan penting tersebut;

Menyerukan pemikiran ateistik dalam bentuk apa pun, atau skeptis terhadap perkara tsawabit agama Islam yang menjadi dasar negara Saudi.
Melanggar janji kesetiaan (ba’iat) kepada pemimpin, atau lebih loyal-setia kepada partai, organisasi, golongan, kelompok, atau individu manapun di dalam atau di luar Saudi.
Menghubungi atau berkomunikasi dengan salah satu kelompok, golongan, atau individu yang memusuhi Kerajaan.
Setia kepada negara asing, bekerja sama dengannya, atau melakukan komunikasi dengan maksud merusak persatuan dan stabilitas keamanan Kerajaan dan rakyatnya.
Berusaha dengan segala cara apapun untuk menggoyahkan tatanan sosial dan persatuan nasional, yang dapat memengaruhi persatuan dan stabilitas Kerajaan.
Menghadiri konferensi, seminar, atau pertemuan di dalam atau di luar negeri yang ditujukan untuk menganggu keamanan dan stabilitas serta mengobarkan hasutan di tengah masyarakat.

Maka siapapun yang melanggar hal di atas, akan dimintai pertanggungjawaban, baik di masa lalu dan selanjutnya, dalam pikiran, perkataan, atau perbuatannya.
Rangkuman 6 poin tersebut sudah cukup menunjukkan ketegasan Kerajaan Arab Saudi terhadap kampanye yang bertentangan dengan dasar negara dan menggoyahkan tatanan sosialnya, termasuk di dalamnya LGBT.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *