InfoMalangRaya.com – Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan bahwa pasukan Israel telah melancarkan “serangan brutal yang belum pernah terjadi sebelumnya di kamp pengungsi Nuseirat”, menyebabkan setidaknya 210 warga Palestina tewas dan 400 lainnya terluka.
Serangan keji tersebut dilancarkan ‘Israel’ demi membebaskan empat tawanan yang ditahan Hamas.
Pasukan ‘Israel’ mengatakan bahwa keempat tawanan tersebut – Noa Argamani, 25; Almog Meir Jan, 21; Andrey Kozlov, 27; dan Shlomi Ziv, 40 – diculik dari sebuah festival musik saat serangan yang dipimpin kelompok Hamas di ‘Israel’ selatan pada 7 Oktober lalu.
Pasukan ‘Israel’ melancarkan “agresi biadab dan brutal” di kamp tersebut, yang secara langsung menargetkan warga sipil, kata kantor tersebut, seraya menambahkan bahwa ambulans dan pertahanan sipil tidak dapat menjangkau daerah tersebut karena intensitas pengeboman.
Moments of the Israeli attack and the relentless shelling of the Al-Nuseirat refugee camp unfolded as Israeli occupation forces, accompanied by American forces, snuck into the camp inside a humanitarian aid truck.Upon being spotted by Palestinians, Israeli occupation aircraft… pic.twitter.com/sBe0u5yglJ— Quds News Network (@QudsNen) June 8, 2024
Kantor Media Gaza memperingatkan bahwa Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa adalah satu-satunya rumah sakit di Deir el-Balah yang saat ini hanya menggunakan satu generator listrik; jika generator tunggal berhenti, “bencana nyata” akan terjadi.
“Rumah sakit ini menyediakan layanan kesehatan bagi satu juta orang dan pengungsi, dan tidak dapat menampung jumlah martir dan korban luka-luka yang begitu banyak,” katanya.
Pihaknya meminta masyarakat internasional, PBB dan semua organisasi internasional “untuk segera turun tangan dan segera menyelamatkan rumah sakit dan menyelamatkan situasi kesehatan di Kegubernuran Pusat”.
Menurut Kantor Media Pemerintah di Gaza, “pembantaian Israel yang terjadi di kamp pengungsi Nuseirat telah menyebabkan terbunuhnya 210 orang Palestina dan melukai lebih dari 400 orang”.
Dalam sebuah pernyataan di saluran Telegram resminya, kantor media tersebut mengatakan bahwa para korban luka-luka dibawa ke Rumah Sakit al-Awda di kamp tersebut dan Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah.
Dr Tanya Haj-Hassan, seorang dokter perawatan intensif pediatrik dari Doctors Without Borders mengatakan bahwa Rumah Sakit Al-Aqsa “adalah sebuah pertumpahan darah… terlihat seperti rumah jagal.”
“Gambar dan video yang saya terima menunjukkan pasien tergeletak di mana-mana dalam genangan darah … anggota tubuh mereka telah putus,” katanya kepada Al Jazeera.
“Seperti itulah pembantaian. Itu berarti para orang tua berlarian merawat anak-anak mereka yang darahnya mengucur dari kepala mereka, mencoba mencari petugas medis untuk merawat mereka. Tapi itu sangat kacau dan ada begitu banyak pasien yang jauh melebihi kemampuan layanan kesehatan untuk merawat mereka.”