InfoMalangRaya – Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang nomor urut 3 Mochammad Anton dan Dimyati Ayatulloh dinilai tengah dilanda kekhawatiran di waktu mendekati pencoblosan pada 27 November 2024 mendatang. Kekhawatiran tersebut berkaitan dengan klaim kemenangan dari hasil survei yang disampaikan baru-baru ini. Data yang dihimpun JatimTIMES, klaim kemenangan tersebut mengacu pada hasil survei dari dua lembaga. Yakni Lembaga Survey Indonesia (LSI) Denny JA dan LSI Strategi. Di mana berdasarkan hasil survei di dua lembaga itu, Paslon berjuluk Abadi ini memiliki keunggulan sebesar 18 persen.
Baca Juga :
Yura Yunita Isyaratkan Tampil di Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Benarkah?
Koordinator Juru Bicara (Jubir) Paslon nomor urut 1, Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin (WALI), Dito Arief Nurakhmadi menyampaikan bahwa klaim kemenangan itu diduga bermaksud untuk melakukan penggiringan opini. Selain itu dirinya juga menduga adanya kekhawatiran dari Paslon Abadi. “Kelihatannya ini ada kekhawatiran dari paslon yang surveinya mungkin tertinggal atau ada trend negatif. Sehingga melakukan klaim bahwa hasil surveinya unggul,” ujar Dito, Senin (18/11/2024) sore. Menurut Dito, klaim kemenangan sebesar 18 persen yang menggunakan hasil survei tersebut dinilai kurang relevan. Alasannya yakni karena survei tersebut merupakan data pada awal Oktober. di mana pada saat itu Paslon Abadi memang unggul dari pasangan calon lainnya. “Akan tetapi kondisi survei pada November sudah berubah dengan cepat mengingat dinamika yang ada di lapangan. Sehingga tidak relevan dijadikan acuan atau rujukan untuk memotret dinamika pilkada di Kota Malang hari ini. Karena ada perbedaan satu bulan terkait klaim kemenangan dan lain sebagainya,” jelas Dito. Alasan kedua yakni hasil survei yang bersumber dari LSI Strategi juga tidak disajikan dengan validitas sepenuhnya. Pasalnya, penyampaian hasil survei yang dilakukan tidak dilakukan dalam bentuk rilis resmi yang dapat dipertanggungjawabkan di hadapan publik. “Ketika lembaga survei membuat rilis resmi, harus ada kontak person yang bertanggungjawab atas rilis tersebut. Atau biasanya dibuat jumpa pers untuk disampaikan secara resmi ke media dan publik sebagai pertanggungjawaban secara akademis atau ilmiah,” tegas Ketua Fraksi Nasdem-PSI DPRD Kota Malang itu. Menurutnya, hal ini cukup mengganggu dan dapat berdampak pada penggiringan opini. Terlebih pada masa mendekati pemungutan suara. Artinya, dirinya berharap agar lembaga suvei dapat menyajikan hasil survei dengan dapat dipertanggungjawabkan, baik secara ilmiah maupun secara akademis.
Baca Juga :
Buka Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Pj Gubernur Adhy Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
“Artinya kami harap lembaga survei ketika merilis harus melakukan pertanggungjawaban secara akademis maupun secara ilmiah. Lembaga survei bukan lembaga penggiring opini. Lembaga survey harus menyampaikan hasil yang apa adanya,” terang Dito. Bahkan, lanjut Dito dari data hasil survei yang dilakukan secara internal dan eksternal tim Paslon Wali, menunjukkan kenaikan angka yang sangat signifikan. Bahkan, pada minggu kedua November, Paslon Wali sudah unggul dari Paslon Abadi dan Heri Cahyono – Ganis Rumpoko. “Justru dari data kami paslon No 3 mengalami tren penurunan yang tajam, sehingga kami meyakini per minggu kedua November 2024 ini Paslon WALI sudah unggul dibandingkan dengan 2 paslon yang lain,” imbuhnya. Dito menjelaskan, penurunan trend tersebut bisa jadi dikarenakan adanya preferensi kriteria pemilih dalam menentukan calon pemimpinnya, yakni yang bersih dan bebas dari kasus korupsi. Adanya salah satu paslon yang merupakan mantan narapidana kasus korupsi membuat masyarakat memilih calon yang bersih dari unsur korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). “Masyarakat Kota Malang sangat resisten dengan isu korupsi yang ada di salah satu paslon, sehingga sangat wajar jika terjadi penurunan elektabilitas salah satu paslon,” pungkasnya.