Meningkatnya Islamofobia di Thailand di Tengah Serangan ‘Israel’ Ke Gaza

InfoMalangRaya.com—Pengeboman dan penghancuran Gaza oleh pesawat-pesawat ‘Israel’ dengan bantuan Amerika Serikat (AS) masih terus berlanjut, memicu peningkatan retorika anti-Palestina dan insiden Islamofobia di Thailand.
Serangan penjajah ‘Israel’ di Jalur Gaza, Palestina,  telah menyebabkan ketegangan di Thailand, dimana sejumlah kecil aksi solidaritas Palestina pecah, namun banyak warga Thailand juga menyatakan dukungannya kepada penjajah dalam di wilayah yang terkepung.
Situasi ini tampaknya telah memicu peningkatan insiden Islamofobia di negara Asia Tenggara tersebut, serta retorika anti-Palestina.
Dalam sebuah opini untuk Nikkei Asia, Daungyewa Utarasint, profesor Muslim Thailand yang berbasis di Abu Dhabi, mencatat bahwa pekerja migran Thailand di ‘Israel’yang ikut terciduk pejuang Al-Qassam, dan  33 pekerja lain dilaporkan terbunuh dampak dari bom Zionis.
Dia mengatakan bahwa serangan Al-Qassam telah “meningkatkan kesadaran secara signifikan” di Thailand mengenai situasi ekspatriat Thailand di wilayah Palestina yang kini dicaplok Zionis dan mengubah opini publik terhadap warga Palestina.
Thailand sebagian besar beragama Buddha, namun memiliki Muslim yang minoritas, sekitar 5 persen dari populasi. Sebelumnya pernah terjadi ketegangan antara kedua komunitas tersebut, dengan adanya pemberontakan separatis Muslim yang sudah berlangsung lama di bagian selatan negara tersebut.
“Para ahli dan cendekiawan, termasuk saya, yang telah berbagi komentar dengan media Thailand tentang konflik ‘Israel’-Palestina yang tidak sesuai dengan pandangan yang berlaku saat ini, telah menghadapi reaksi keras,” kata Utarasint.
Dia menambahkan bahwa akun media sosialnya dibanjiri komentar kebencian anti-Palestina dan anti-Muslim, karena dia telah bersimpati pada warga sipil Palestina yang dibantai di Gaza. Komentar Utarasint muncul di tengah meningkatnya aksi anti-Palestina dan anti-Muslim di Thailand.
Pemerintah Thailand secara resmi mengambil sikap netral dalam pembantaian di Gaza dan berkonsentrasi pada peristiwa terbunuhnya warga negara Thailand selama Operasi Pedang Besi (Operation Iron Swords) pada 7 Oktober 2023 yang diluncurkan penjajah.
Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara bertemu dengan Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani di Doha untuk membahas bantuan Qatar dalam menyelamatkan sandera Thailand.
Meski banyak warga Thailand yang memilih mendukung penjajah ‘‘Israel’’, pemerintah Thailand juga mendapat kritik di media sosial karena tidak mengutuk serangan tanpa pandang bulu yang dilakukan Zionis di Gaza, yang menewaskan ratusan warga Palestina setiap harinya.
Sekitar 300 pengunjuk rasa Muslim Thailand turun ke jalan dan mengutuk tindakan ‘Israel’ terhadap Gaza dalam aksi solidaritas terhadap Muslim Palestina di Thailand selatan Jumat lalu.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *