Pj Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat MM, secara langsung meninjau kondisi Gedung Kesenian Gajayana. Gedung yang mampu menampung lebih dari 700 orang ini direncanakan sebagai tempat resepsi untuk perayaan HUT Kota Malang yang ke-110, serta akan menjadi bagian dari rangkaian tapak tilas “Menolak Lupa” Kota Malang.
Wahyu menyatakan pentingnya melestarikan berbagai peristiwa dan tempat bersejarah, termasuk Gedung Kesenian Gajayana. Menjadikan gedung ini sebagai tempat resepsi merupakan salah satu bentuk perhatian dari Pemerintah Kota Malang.
“Ini menjadi titik awal untuk memanfaatkan Gedung Kesenian Gajayana sesuai fungsinya. Kami akan bekerja sama deNapak ngan Dewan Kesenian dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang. Sudah ada beberapa usulan yang kami terima,” ungkap Wahyu pada Minggu (24/3/2024).
Lebih lanjut, Wahyu menegaskan komitmennya untuk memberikan yang terbaik. Pada hari-hari tertentu, akan ada pertunjukan musik dan budaya di gedung ini dengan tujuan agar masyarakat Kota Malang dapat mengingat kembali kenangan dari gedung bersejarah ini.
“Gedung Kesenian Gajayana tidak perlu direnovasi secara besar-besaran, cukup direhabilitasi saja. Saya ingin kondisinya tetap seperti ini untuk mempertahankan keasliannya, salah satunya pada kursi. Kami hanya akan melakukan perbaikan pada kamar mandi dan busa kursi, lalu melakukan pemeliharaan dan pengecatan,” jelasnya.
Sementara itu, perbaikan gedung hanya akan dilakukan pada aspek fisiknya. Suwarjana, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, mengungkapkan bahwa perbaikan tersebut diperkirakan mencapai Rp1 miliar.
“Sekitar 40 persen dari Gedung Kesenian Gajayana perlu direhabilitasi. Agar penampilannya representatif, sistem suara dan pencahayaan harus diperbaiki. Kami juga akan mengajukan perbaikan pada kursi karena barangnya sangat antik,” terangnya.
Kedepannya, Gedung Kesenian Gajayana akan digunakan untuk berbagai penampilan. Biaya sewa gedung hanya sebesar Rp1 juta, dan komersialisasi sepenuhnya akan diberikan kepada para komunitas.
“Ini merupakan kesempatan bagi komunitas lokal. Jika mereka mendapat pendapatan dari penjualan tiket, tentu ada biaya sewa yang harus mereka bayarkan,” tutupnya.
Penulis: Soni
Editor : Rudi Harianto