InfoMalangRaya.com– Ribuan dokter di wilayah England, Inggris, hari Kamis (27/6/2024) mulai melakukan mogok kerja ke-11 guna menuntut kenaikan gaji dan perbaikan kondisi kerja. Aksi itu dilakukan hanya beberapa hari menjelang pemilihan umum di Inggris.
Mogok kerja lima hari oleh para dokter muda – yang masih berada di tahun pertama karir mereka – menyoroti sistem kesehatan publik Inggris yang dikelola National Health Service yang diliputi masalah kronis kurang pendanaan, salah satu isu penting yang banyak dikeluhkan masyarakat.
Dokter muda, yang menjadi tulang punggung layanan kesehatan di rumah sakit dan klinik di England, bersitegang dengan pemerintah soal upah sejak akhir 2022.
Mereka melakukan mogok kerja selama enam hari pada bulan Januari – terlama dalam sejarah NHS – dan akibatnya rumah sakit hatus membatalkan puluhan ribu jadwal konsultasi pasien dan operasi bedah, lansir Associated Press.
Aksi mogok yang dimulai hari Kamis ini akan berlangsung sampai hari Selasa pekan depan, dua hari sebelum masyarakat memberikan suaranya dalam pemilu legislatif.
British Medical Association, serikat kerja para dokter di Inggris, mengatakan nilai upah mereka menyusut seperempat kurun 15 tahun terakhir dan sudah meminta kenaikan 35 persen. Serikat itu mengatakan dokter baru mendapatkan bayaran sekitar 15 pound ($19) per jam, meskipun setelah tahun pertama lewat upah yang mereka terima naik cepat. Upah minimum di Inggris saat ini sedikit di atas 10 pound per jam.
Dr. Sumi Manirajan, wakil ketua komite dokter muda di British Medical Association, akibat masalah di atas tidak sedikit dokter muda meninggalkan Inggris pindah ke negara lain yang menawarkan gaji lebih baik. Mereka yang bertahan kewalahan sementara gajinya tidak sepadan.
“Beberapa dokter yang menjalani pendidikan bersama saya di London, sebagian merupakan yang terbaik di negeri ini, memilih pergi ke New Zealand. Saya jadi berpikir kenapa saya juga tidak melakukan hal sama? Saya ingin dihargai atas pekerjaan yang sudah saya lakukan,” kata dokter wanita itu.
Manirajan, yang belum lama lulus dokter spesialis dan bekerja di klinik obstetri dan ginekologi, mengaku melihat banyak wanita antre lebih dari satu tahun untuk menjalani prosedur rutin.
“Para pasien ini kesakitan, dan sungguh memilukan bagi kami melihat pasien-pasien tersebut datang lagi dan lagi dengan masalah yang sama, yang kami tahu bisa disembuhkan apabila kita memiliki jumlah dokter yang cukup,” paparnya.
Pemerintahan Inggris saat ini yang dikuasai Partai Konservatif mengatakan akan menaikkan gaji para dokter antara 8,1 persen hingga 10,3 persen pada tahun lalu, dan mengatakan besaran kenaikan itu sudah sangat layak.
Pihak pemerintah juga sudah mengatakan bahwa keputusan kenaikan gaji itu tidak dapat dilaksanakan pada masa menjelang pemilu. Namun, para dokter bersikeras melanjutkan aksi mogok.*
Ribuan Dokter di Inggris Mogok Kerja Sepekan Menjelang Pemilu
