









Sumber gambar, Getty Images
Gabriele Amorth (kanan) – berdiri di samping Paus Yohanes Paulus II – diklaim telah melakukan lebih dari 160.000 pengusir setan
- Penulis, André Bernardo
- Peranan, Do Rio de Janeiro para a BBC News Brasil
Romo Gabriele Amorth tak menyangka dirinya akan diutus untuk mengusir setan pada 1986 dan ia mengeklaim sudah melakukan lebih dari 160.000 pengusiran setan sebelum meninggal pada 2016. Ia adalah sosok yang menginspirasi film baru yang diperankan Russel Crowe.
Saat ia masih kanak-kanak, Gabriele Amorth pergi ke Gereja Katolik untuk beribadah setiap hari Minggu. Ia diajak oleh orang tuanya di Modena, sebuah kota Italia yang letaknya 400 kilometer utara dari Roma.
Namun, ia tidak mendengarkan liturgi, melainkan ia lebih suka bermain petak umpet di sekitaran gereja.
Ia hanya akan duduk diam ketika ibunya memberinya permen. Pada saat itu, ibu Gabriele tidak tahu bahwa anak laki-lakinya yang bandel itu akan menjadi salah satu pengusir setan paling terkenal di dunia.
Dengan lebih dari 160.000 pengusiran setan yang ia klaim telah lakukan, Romo Amorth kini menjadi protagonis dalam film blockbuster buatan Hollywood (ia juga merupakan penulis di balik beberapa buku dan menjadi tokoh utama dalam dokumenter Netflix).
Film The Pope’s Exorcist yang dibintangi Russell Crowe dan mulai tayang di seluruh dunia pada April ini, merupakan adaptasi dari dua buku karya Romo Amorth, yakni: An Exorcist Tells His Story (Seorang Pengusir Setan Menceritakan Kisahnya) dan An Exorcist: New Stories (Seorang Pengusir Setan: Kisah-kisah Baru).
Pastor asal Italia itu meninggal pada 2016 di usia 91 tahun, akibat penyakit paru-paru.
Penugasan tak disangka
Gabriele Amorth lahir pada 1 Mei 1925. Saat masih muda, ia berjuang dalam Perang Dunia II melawan Nazi Jerman sebagai partisan dan bahkan dianugerahi medali untuk keberaniannya beberapa dekade setelah perang itu berakhir.
Ia lulus dari kuliah jurusan hukum dan jurnalistik. Amorth juga sempat berkecimpung di dunia politik bersama Partai Kristen Demokrat. Namun, ia sudah menemukan panggilan rohani.
Sumber gambar, Sony Pictures
Romo Amorth menginspirasi film The Pope’s Exorcist, di mana almarhum pastor dimainkan oleh Russell Crowe
Meskipun ia sudah diangkat sebagai pastor pada 1954, Romo Amorth baru menjadi pengusir setan 32 tahun kemudian, ia menyebut keputusan itu bukan pilihan dia.
Penugasan itu diberikan oleh Kardinal Ugo Poletti (1914-1997) yang saat itu menjabat sebagai Vikaris Jenderal Roma dan memiliki wewenang untuk mendelegasikan peran mengusir setan kepada romo-romo tertentu.
Pada pagi hari 1986 Romo Amorth datang mengunjungi Kardinal Polleti dalam janji yang tidak terjadwalkan. Dalam percakapan mereka, Romo Amorth bercerita tentang kekagumannya pada Romo Candido Amantini (1914-1992) yang pada saat itu sudah menjadi pengusir setan dalam Keuskupan Romo selama 36 tahun.
Menurut Romo Amorth, Kardinal Poletti langsung menjadikannya pengusir setan saat itu juga. Ia ditugaskan menjadi asisten untuk Romo Amantini.
Tanda-tanda kerasukan setan
Beberapa hari kemudian, Romo Amorth memulai pekerjaan barunya dan mulai belajar cara-cara yang dibutuhkan, termasuk menghafalkan 21 aturan yang mendahului pengusiran setan dalam agama Katolik.
Praktik mengusir setan dari seseorang yang diyakini kerasukan disebutkan dalam Perjanjian Lama dan Baru dalam Alkitab Kristiani, dan Vatikan memperbarui panduannya tentang ritus tersebut baru-baru ini pada 1999.
Sumber gambar, Courtesy of Father Joao Claudio
Romo Amorth (kanan) kaget saat ia diangkat sebagai pengusir setan untuk membantu pengusir setan Romo Amantini (kiri)
Seperti yang dijelaskan Amorth dalam buku-bukunya, tidak semua orang yang mengeklaim sedang dirasuki setan benar-benar berkelahi dengan setan. Sebagian besar orang mengidap penyakit psikologis,
“Kalau seseorang belum pergi ke psikiater, jangan coba usir setan dari mereka,“ tulis Amorth.
“Pertama-tama, saya mau lihat diagnosanya.”
Beberapa tanda-tanda utama dari kerasukan setan, menurut doktrin agama Katolik, adalah seseorang yang berbicara dalam berbagai bahasa yang sebelumnya mereka tidak pernah ketahui, menunjukkan pengetahun tentang kejadian dan orang-orang yang mereka tidak mungkin tahu, atau memperlihatkan kekuatan fisik yang melebihi kemampuan mereka.
Romo Amorth mengeklaim dalam salah satu pengusiran setannya, ia melihat seorang anak laki-laki berusia 11 tahun lolos dari cengkeraman empat pria berotot, misalnya.
“Anak laki-laki itu membuat mereka terbang,” katanya.
Tetapi gejala kerasukan setan yang paling serius adalah ketakutan terhadap hal-hal suci. Oleh karena itu, Vatikan menganjurkan agar orang yang kerasukan diusir di gereja atau tempat keagamaan lainnya, asalkan jauh dari keramaian.
Jika yang kerasukan sedang sakit, ritual dapat dilakukan di rumahnya. Sebagai tindakan pengamanan, orang yang akan diusir setannya harus didudukan dalam kursi berlengan dalam kasus yang lebih ringan, atau di tandu, dalam kasus yang lebih serius.
Sumber gambar, Getty Images
Pengusiran setan disebut dalam Alkitab Kristiani Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Dalam ritual itu, pengusir setan bisa dibantu oleh orang awam. Beberapa dari mereka akan membantu menahan yang kerasukan, yang lainnya dengan berdoa. Namun, tak satu pun dari mereka boleh berbicara kepada yang kerasukan.
Pengusir setan tidak boleh hilang fokus dengan berkata-kata terlalu banyak atau mengajukan pertanyaan yang tidak perlu. Lebih dari sebuah dialog, pengusiran setan merupakan sebuah interogasi.
“Siapa nama Anda?”, “Apakah Anda sendirian?” dan “Kapan Anda akan pergi?” adalah beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan. Tujuan pengusiran setan adalah untuk memaksa orang yang kerasukan setan untuk mengungkapkan nama setan itu.
“Baginya [setan], menyebut nama adalah kekalahan besar,” jelas Pastor Amorth.
Hal yang terpenting, pengusir setan harus memerintahkan setan untuk melepaskan yang kerasukan atas nama Yesus.
Pengusiran setan pertama yang ‘menakutkan’
Romo Amorth pertama kali melakukan pengusiran setan pertamanya pada 21 Februari 1987. Seorang petani berusia 25 tahun dipercaya telah kerasukan setan, dan Romo Amantini mengirim asisten barunya.
Pengusiran setan itu dilakukan di Universitas Kepausan Antonianum di Roma. Saat tiba, ia menemukan sebuah kejutan: selain hadir seorang pastor dan petani, ada pula orang ketiga – seorang penerjemah.
Sumber gambar, Getty Images
Gereja Katolik Roma memiliki aturan-aturan khusus untuk melakukan pengusiran setan
Mereka menjelaskan kepada Amorth bahwa yang kerasukan hanya bisa berbicara dalam bahasa Inggris saat tidak sadar. Dan sang petani menggunakan gaya bahasa sastrawan Inggris Shakespeare untuk mengumpat-umpat.
Dalam kasus lain, pengusir setan itu bertemu dengan perempuan yang tidak bisa baca-tulis dan mengucapkan kata-kata kasar dalam bahasa yang tidak dikenal Amorth.
“Saya harus meminta beberapa pastor berpartisipasi dalam pengusiran setan sampai salah satu dari mereka memecahkan teka-tekinya: dia berbicara bahasa Aramaik [bahasa kuno yang diyakini diucapkan oleh Yesus sendiri],” tulis sang romo.
Amorth menyebut eksorsisme pertamanya – seorang anak laki-laki yang diyakini kerasukan – sebagai pengalaman yang “mengerikan”.
Pada suatu saat, ia menulis, bola mata anak laki-laki itu “berguling masuk ke dalam dan kepalanya terkulai di sandaran kursi”. Tak lama setelah itu, kata Pastor Amorth, suhu di dalam ruangan turun drastis dan orang yang kerasukan mulai melayang.
“Ia tetap tidak bergerak, hanya melayang di udara selama beberapa menit.”
Romo Amorth membutuhkan waktu lima bulan dan 20 sesi untuk memenangkan perlawanan pertamanya menghadapi kejahatan. Itu cukup cepat, menurut Amorth, jika dibandingkan dengan kasus terpanjangnya yang membutuhkan waktu hampir 30 tahun untuk diselesaikan.
Meski begitu, dia juga mengeklaim pernah melakukan pengusiran setan yang hanya berdurasi 10 menit.
Pengalaman menyakitkan
Sekali-kali, Amorth akan mendapatkan “titipan” berupa dorongan, pukulan atau gigitan di beberapa kasus.
“Suatu kali, sebuah tendangan yang rasanya terlalu keras membuat saya harus memakai gips selama 40 hari,” tulisnya.
Sumber gambar, Getty Images
Pada sesi foto 2001, Romo Amorth menunjukkan beberapa barang yang ia klaim keluar dari mulut orang-orang yang kerasukan saat pengusiran setan.
Pastor itu pernah mengatakan bahwa ia sudah tidak bisa menghitung berapa kali ia diludahi. Ia juga mengeklaim pernah mengusir setan dari seorang biarawati di Italia bernama Gisella. Ia melihat Gisella memuntahkan benda-benda besi seperti paku, sekrup dan gunting.
Ya, para pendeta, biarawati, dan orang-orang beragama lainnya tampaknya tidak kebal terhadap kerasukan.
“Amorth terkadang keluar dari pertempuran [mengusir setan] dengan memar di seluruh tubuhnya,” kata jurnalis Italia Marco Tosatti, yang ikut menulis beberapa buku karya Amorth.
Tosatti mengatakan dia kurang setuju dengan salah satu aspek dari karakterisasi pastor yang dimainkan Russell Crowe – aktor Australia terlihat berjanggut dalam film tersebut.
“Pastor Amorth selalu bercukur bersih. Tapi mari tonton filmnya dulu sebelum menghakiminya.”
Ikatan para pengusir setan
Bersikap jenaka adalah salah satu ciri khas Pastor Amorth.
Ketika seseorang berujar kepadanya bahwa dia “percaya pada Tuhan, tetapi bukan seorang praktisi”, dia akan menjawab dengan sinis: “Ah, ya! Setan juga… Mereka percaya pada Tuhan, tetapi mereka bukan praktisi. Sebenarnya, saya pun pernah bertemu setan yang ateis.”
Pada 1991, Gabriele Amorth memiliki gagasan untuk mendirikan asosiasi pengusir setan. Sebagai pengusir setan untuk Keuskupan Roma, dia ingin menyampaikan keputusannya kepada seorang kardinal tertentu, yang dia enggan menyebutkan namanya.
Sumber gambar, Getty Images
Pastor Amorth melakukan 10 sampai 15 pengusiran setan pada puncak kariernya.
“Anda tidak ingin saya berpikir Anda betul-betul percaya pada hal-hal itu, kan?” kata kardinal itu.
“Yah, Anda harus membaca buku yang mungkin bisa membantumu,” saran pendeta itu.
“Oh ya? Buku apa itu, Romo Amorth?” tanya kardinal.
“Injil,” jawabnya sampai membuat Kardinal terheran-heran. “Injillah yang memberitahu kita bahwa Yesus mengusir setan. Jadi, apakah Injil juga merupakan takhayul?”
Ikatan Pengusir Setan Internasional (IEA) baru diakui oleh Gereja Katolik pada Juni 13 2014.
Monsinyor Rubens Miraglia Zani dari Brazil adalah salah satu anggotanya. Diangkat sebagai pengusir setan pada 2013, dia bertemu Pastor Amorth setahun sebelumnya saat mengikuti kursus pelatihan di Roma.
“Dia adalah orang yang luas pengetahuan, ceria, dan cerdas,” jelas Monsinyur Zani.
“Saya berterima kasih pada [film] the Exorcist”
Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, Gabriele Amorth melakukan setidaknya lima pengusiran setan per hari.
Sumber gambar, Getty Images
Romo Amorth mengkritik film blockbuster keluaran 1973, The Exorcist. Namun, ia juga sebut dirinya ‘berterima kasih’ pada film itu
Tetapi ada pula saat ketika ia berlatih sekitar 10 sampai 15 kali.
Oleh karena itu, dia merekam pesan di mesin penjawabnya, membatasi permintaan pengusiran setan menjadi satu jam seminggu:
“Panggilan untuk penjadwalan hanya diterima pada hari Senin, dari pukul 18:30 hingga 19:30. Siapa pun yang bukan anggota keuskupan Roma, silakan pergi ke uskup Anda”.
Pada April 2016, Pastor Amorth menerima pesan dari William Friedkin, sutradara film horor klasik The Exorcist yang meminta izin untuk merekam eksorsisme.
“Saya berterima kasih kepada The Exorcist,” tulis Romo Amorth dalam An Investigation of the Devil.
“Walau [film itu] sedikit sensasional dengan adegan-adegan tak nyata, secara substansi itu akurat. Itu juga menjangkau audiens yang luas dan mempromosikan sosok pengusir setan.”
Setelah beberapa hari, Amorth mengizinkan pembuatan film tersebut, dan pengusiran setan pada Cristina, arsitek Italia berusia 46 tahun, dilakukan pada 1 Mei 2016 (empat bulan sebelum kematian Amorth) dapat dilihat di film dokumenter Netflix The Devil and Father Amorth.
Ketidaksetaraan gender
Romo Amorth pernah menulis bahwa perempuan mencakup sembilan dari 10 pengusiran setan yang ia lakukan.
Ia tidak pernah bisa menjelaskan secara pasti alasan di balik itu, tetapi ia memiliki dugaan: iblis ingin membalas dendam pada Bunda Maria.
Sumber gambar, Getty Images
Pastor Amorth percaya bahwa ketidakseimbangan gender dalam eksorsisme disebabkan oleh “penghinaan Iblis terhadap Bunda Maria, ibu Yesus.
“Mengapa Anda merasa lebih takut ketika saya memanggil Bunda Maria daripada ketika saya memanggil Yesus?” tanya Amorth dalam dialognya pada suatu sesi yang ia ceritakan dalam buku Memories of an Exorcist.
“Karena aku lebih malu dikalahkan oleh sosok manusia [Bunda Maria] daripada oleh-Nya,” jawabnya.