InfoMalangRaya – Andai berhitung soal waktu persiapan. Arema FC diuntungkan dengan cukupnya jeda dari pekan ke-4, menuju pekan ke-5. Yakni usai dikalahkan Bali United, pada Jumat (21/7/2023) lalu. Menuju ke Solo, dijamu Persis Solo pada Minggu (30/7/2023) mendatang.
Tetapi siapa menyangka, justru dalam rentan waktu tersebut, tim yang berdiri 1987 ini mendapatkan cobaan bertubi-tubi.
Padahal kondisi mental pemain, juga tidak sedang baik-baik saja. Bahkan Johan Ahmat Alfarizie dan kawan-kawan, sedang berada di titik nadir. Setelah tanpa kemenangan di empat laga awal.
Sayangnya ketika tugas berat untuk menaikkan kembali mental bermain itu. Yang seharusnya diemban sang pelatih. Justru Arema FC ditinggalkan pelatihnya.
I Putu Gede Swisantoso, pelatih de facto Arema FC, mundur setelah Arema FC kalah di pekan ke-4. Justru ketika statusnya sebagai tuan rumah.
Tidak terlalu lama kemudian, giliran Fauzan Mubaraq, pelatih kiper, yang mengikuti jejak Putu Gede.
Sebenarnya masih ada lagi yang memutuskan mundur. Yakni pelatih de facto. Alias head coach resmi yang didaftarkan ke PT Liga Indonesia Baru, Joko ‘Gethuk’ Susilo.
Hanya saja, Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas, meminta Coach Gethuk tetap bersama tim. Paling tidak, sampai Singo Edan mendapatkan pelatih pengganti yang definitif.
Fakta itulah yang membuat mental pemain, semakin sulit untuk bisa diangkat kembali. Terlebih di tengah persiapan dijamu Persis Solo. Di pekan ke-5 Liga 1 musim 2023/2024, pada Minggu (30/7/2023) sore mendatang. Di Stadion Sriwedari, Solo.
Asisten Pelatih Arema FC, Kuncoro, mengakui kondisi tersebut. Pemainnya memang sedang berada pada fase yang kurang bagus, terkait mental bertanding mereka.
“Persiapan kami memang agak berat. Kita baru saja mengalami situasi mundurnya Coach Putu. Jelas situasi itu sangat. Apalagi sampai pekan ke-4 kemarin, kita belum pernah menang,” kata Kuncoro, usai berlatih di Stadion Gajayana, Kota Malang.
Asisten pelatih pemegang lisensi A AFC ini melihat, sebenarnya Arema FC pernah mengalami masalah psikis yang lebih berat. Yakni ketika musim 2022/2023 lalu, muncul Tragedi Kanjuruhan.
Sebuah kerusuhan dalam sepakbola, yang terjadi pada 1 Oktober 2022. Yang menyebabkan 135 nyawa melayang.
Butuh waktu yang cukup panjang, bagi pemain Arema FC untuk memulihkan tekanan mental bertanding mereka. Meski pada akhirnya, bisa dilakukan setiap penggawa Singo Edan.
Dalam kondisi saat ini, Kuncoro melihat, salah satu faktor yang bisa mengembalikan mental tersebut, hanyalah sebuah kemenangan. Yang belum pernah didapatkan Arema FC di musim 2023/2024 ini.
“Kita pernah mengalami situasi yang seperti ini. Malah lebih parah. Mudah-mudahan dengan mengembalikan kekompakan dan suasana tim, pelan-pelan kami bisa bangkit,” tegasnya.
Hanya saja bukan pekerjaan mudah, untuk mewujudkan hal tersebut. Apalagi adanya tekanan itu, juga muncul dalam sesi latihan rutin Arema FC di Stadion Gajayana.
Ada perubahan yang tak biasa, terjadi pada diri Joko ‘Gethuk’ Susilo. Pelatih berusia 53 tahun ini, tidak mau menjawab pertanyaan awak media.
Para asisten pelatih Arema, yang diminta untuk melayani pertanyaan-pertanyaan tersebut.
“Setelah kalah-kalah terus, pasti pikiran sumpek. Mau gerak salah terus, salah passing.
Makanya kita harus bisa menaikkan mental pemain yang sedang di bawah. Kalau mental sudah bagus, main seperti apa saja bisa menang,” kata Kuncoro.
Dan saat ini, pemain Arema FC pun harus menerima instruksi terkait taktikal, yang berbeda dari sebelumnya. Dari sebelumnya strategi ala Putu Gede, ke taktikal yang diberikan Joko ‘Gethuk’ Susilo.
“Masa persiapan sekarang ini kan dilatih Coach Gethuk. Mungkin agak beda taktiknya. Karena tiap pelatih punya gaya main sendiri-sendiri. Sebagai asisten kita selalu mendukung,” jawabnya. (*/ Ra Indrata)
The post Arema FC Dipaksa Amburadul Saat Persiapan ke Solo appeared first on infomalangraya.com.