InfoMalangRaya – Suasana riang gembira 200 siswa sekolah dasar (SD) mewarnai di kawasan Museum Pendidikan Kota Malang di Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Senin (13/11/2023). Mereka mengikuti dan menikmati event bertajuk “Belajar Bersama di Museum Pendidikan”.
Belajar bersama ini dikemas dalam lomba permainan tradisional. Seperti, permainan egrang, trumpah panjang, gobak sodor, bekelan, dakon dan dagongan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan dan meramaikan Museum Pendidikan Kota Malang. Dibuka oleh Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Juli Handayani, SE, MM.
MERIAH: Suasana lomba permainan tradisional yang diikuti 200 siswa-siswi SD. (Foto: Eka Nurcahyo/InfoMalangRaya)
Ketika melakukan pembukaan, Kabid Juli memaparkan lomba-lomba permainan tradisional itu. Dia juga menanyai anak-anak, apakah senang mengikuti lomba permainan tradisional ini. Anak-anak pun menjawab senang.
Usai mengikuti pembukaan, anak-anak antusias mengikuti lomba. Untuk lomba egrang, trumpah, dan dagongan serta gobak sodor digelar di lapangan. Sedang dakon dan bekelan di ruang Museum Pendidikan.
Kabid Kebudayaan, Juli Handayani, mengungkapkan kegiatan “Belajar Bersama di Museum Pendidikan” Kota Malang ini digelar dua hari, Senin (13/11/2023) dan Selasa (14/11/2023). Untuk Senin (13/11/2023) diikuti 200 siswa SD dari lima kecamatan di Kota Malang.
Sementara yang Selasa (14/11/2023) diikuti para pelajar SMP. Jumlahnya juga sekitar 200 anak.
“Tujuan kegiatan ini, pertama untuk mengenalkan dan meramaikan Museum Pendidikan. Sehinggs setelah bermain, mereka dapat melihat koleksi di dalam museum,” ujar Juli Handayani.
MASA KANAK: Kabid Kebudayaan, Juli Handayani, mencoba trumpah panjang bersama para siswi SD. (Foto: Eka Nurcahyo/InfoMalangRaya)
Menurut Juli, koleksi Museum Pendidikan itu perlu diketahui para pelajar. Karena tak hanya berisi buku-buku jaman dulu hingga kini, melainkan juga sarana prasarana untuk kegiatan belajar mengajar jaman dulu hingga kini. “Seperti sabak, mesin ketik, bangku dan kursi bergabung, dan lainnya,” kata dia.
Terkait konsep kegiatan kali ini, lanjut Juli, adalah belajar lewat bermain di sana. Khususnya permainan tradisional yang mulai ditinggalkan ketika saat ini eranya gadget.
“Sekarang permainan tradisional itu kita kenalkan kembali kepada mereka agar mereka dapat berinteraksi dengan anak lainnya. Permainan yang disajikan kali ini juga menunjukkan bagaimana mereka dapat bekerjasama, bergotong royong, sebagai tim dengan permainan warisan nenek moyang. Permainan ini kan juga sebagai pendidikan karakter,” paparnya.
Penanggung jawab kegiatan, Harimet Sulistiono, menambahkan kegiatan ini agenda rutin tahunan. Lomba ini bukan untuk mendapatkan pemenang, tetapi lebih sebagai meramaikan suasana dan menambah semangat anak-anak.
Kegiatan Belajar Bersama di Museum Pendidikan dengan dikemas lomba permainan tradisional ini, mendapat apresiasi positip dari para guru pendamping. “Dengan kegiatan ini, anak-anak mengenal permainan tradisional. Harapan kami, kegiatan seperti ini digelar rutin,” ujar Nur Rahmawati Aisyah, Guru SD Muhammadiyah 9 Kota Malang.
Hal senada diungkapkan Ahmad Yunan, guru SDN Merjosari 2. Menurutnya, permainan tradisional ini juga akan dilaksanakan di sekolah. Sebagai selingan olahraga formal pada umumnya seperti senam, atletik dan lainnya.
Menariknya, Kabid Juli dan para pegawai Bagian Kebudayaan ikut berbaur dan bermain permainan tradisional bersama anak-anak. Semuanya tampak senang dan antusias.(Eka Nurcahyo/Adv)
The post Kenalkan Museum Pendidikan ke Siswa SD dan SMP, Lewat Lomba Permainan Tradisional appeared first on infomalangraya.com.