IMR – Stok Migor Aman hingga Usai Lebaran, Tapi Daya Beli Masyarakat Turun

MALANG RAYA14 Dilihat

IMR – Stok minyak goreng (Migor) di Kota Batu dipastikan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan hingga usai Idul Fitri 1446 H. Menyusul ketersediaannya cukup melimpah baik di pedagang maupun distributor.

Distributor Migor CV. Atom Kota Batu, Tony Surya Hartanto menyatakan, kondisi stok migor di Kota Batu dalam kondisi aman. Bahkan masih sangat mencukupi hingga Lebaran 2025 usai.

“Stok dalam kondisi baik. Kami prediksi sampai selesai Lebaran stok akan tersedia dan tidak ada kekurangan,” tutur Tony, Kamis (13/3/2025).

Di CV tersebut, tersedia migor berbagai merk. Mulai dari Minyak Kita, Sanco, Minyak Cap Kuda, Minyak Nasgor hingga minyak curah. Di momen Ramadan tahun ini, dia mengungkapkan juga tidak ada kenaikan harga migor yang cukup signifikan.

61c41cf0 d547 4570 967d c9143efa7102
IMR - Stok Migor Aman hingga Usai Lebaran, Tapi Daya Beli Masyarakat Turun 2

MELIMPAH: Stok Migor di salah satu distributor Kota Batu sangat melimpah di momen Lebaran tahun ini. Hal ini dipengaruhi karena daya beli masyarakat turun. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)

“Harga cenderung stabil, tidak ada kenaikan signifikan,” imbuhnya.

Saat ini untuk harga migor curah dibandrol dengan harga Rp18.200 per kilogram. Sedangkan untuk Minyak Kita dari distributor dijual sesuai HET Rp15.700 per liter.

“Dalam satu hari, kalau Minyak Kita permintaan bisa sampai 1.000 karton untuk Kota Batu saja,” ungkapnya. Sementara itu, untuk stok dalam satu hari dirinya bisa menampung migor berbagai merk hingga 10 ton.

Disisi lain, Tony juga mengungkapkan bahwa daya beli masyarakat di momen Ramadan tahun ini menurun dibandingkan Ramadan-ramadan sebelumnya, apalagi Ramadan sebelum Covid-19 melanda.

“Daya beli masyarakat turun, tidak seperti Ramadan biasanya. Bahkan ini jelang Lebaran permintaan minyak masih biasa-biasa saja, normal-normal saja, belum ada peningkatan yang berarti,” ungkap dia.

Di Ramadan-ramadan sebelumnya, apalagi sebelum Covid 19, Tony mengungkapkan apabila sudah memasuki pertengahan Ramadan seperti sekarang ini permintaan migor pasti meningkat. Namun hal tersebut belum ditemuinya di momen Ramadan kali ini.

“Daya beli masyarakat turun, ini bisa dilihat ketika kami dilibatkan di event Pasar Murah, dimana harga migor dibanting dengan harga Rp14.700, kami bawa 9.000 liter namun yang terjual tak sampai separuhnya. Padahal di Ramadan dulu, ketika bawa 9.000 liter pasti kurang,” bebernya.

Menurutnya, turunnya daya beli masyarakat itu dipengaruhi sejumlah faktor. Salah satunya belum benar-benar pulihnya perekonomian pasca pandemi Covid-19.

“Sekarang ini barang apa-apa mahal. Kemudian ada efisiensi anggaran juga. Mungkin ini sedikit banyak turut menjadi salah satu pengaruh daya beli masyarakat menurun,” tutupnya. (Ananto Wibowo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *